Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.
Pengalaman Tak Terlupakan di NgabubuRead SastraBentara #3 Bersama Kompas Gramedia

Ramadan tahun ini menjadi momen istimewa bagi saya. Untuk pertama kalinya setelah hampir setengah abad, saya kembali membacakan puisi di depan publik.
Acara NgabubuRead SastraBentara #3 yang diselenggarakan oleh Kompas Gramedia di Bentara Budaya Jakarta menjadi panggung yang menghidupkan kembali semangat saya dalam dunia sastra.
NgabubuRead SastraBentara adalah acara literasi yang diselenggarakan oleh Bentara Budaya Kompas Gramedia. Acara ini gratis dan terbuka untuk umum, dengan tujuan mengekspresikan budaya dan menyuarakan kata.
Selain itu, acara ini menjadi momen berbagi kata-kata yang menginspirasi, mempertemukan para pecinta sastra dalam suasana hangat dan penuh makna. Dengan menghadirkan berbagai pembaca puisi dan penulis dari berbagai latar belakang, acara ini menjadi sarana memperkaya wawasan sastra sekaligus mempererat komunitas literasi.
NgabubuRead sendiri merupakan pengembangan dari tradisi "ngabuburit", aktivitas menunggu waktu berbuka puasa yang biasanya diisi dengan kegiatan santai. Namun, Ngabuburead menghadirkan konsep yang lebih bermanfaat dan berisi.
Kegiatan ini membuktikan bahwa menunggu waktu berbuka puasa tidak harus selalu diisi dengan hal-hal yang berhubungan dengan makanan, tetapi juga bisa menjadi ajang pengembangan intelektual dan ekspresi seni.
Dengan menghadirkan elemen-elemen ilmiah dan sosial, NgabubuRead menjadi ruang bagi siapa saja yang ingin memperkaya wawasan sambil menikmati keindahan sastra. Sastra diakui sebagai jalan untuk membersihkan dunia yang semakin penuh dengan kekacauan.
General Manager Bentara Budaya & Communication Management Kompas Gramedia, Ilham Khoiri, dalam kesempatan NgabubuRead ini menyampaikan bahwa jika politik sering kali membuat dunia menjadi kotor, maka karya sastra hadir untuk membantu membersihkannya. Setidaknya, sastra mampu membersihkan setiap hati yang menyimak dan meresapinya dengan baik.
Saya sendiri pada kesempatan ini membawakan puisi saya yang berjudul "Saat Musim Taat Tiba", sebuah karya yang saya tulis pada tahun 2000. Puisi ini terasa sangat relevan dengan suasana Ramadan, menyentuh hati banyak orang dengan refleksi mendalam tentang perubahan sikap dan perilaku selama bulan suci.
Saya terkejut dan terharu melihat bagaimana audiens memberikan apresiasi yang begitu besar. Mereka seakan tidak percaya bahwa ini adalah kali pertama saya kembali membaca puisi setelah sekian lama.
Perjalanan saya di dunia puisi sebenarnya dimulai sejak kecil. Pada tahun 1976, saya pernah menjadi juara lomba deklamasi di tingkat kecamatan dan mewakili daerah saya dalam Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) tingkat kota.
Namun, setelah masa itu, saya lebih banyak menulis opini dan artikel non-fiksi, jarang sekali menulis atau membacakan puisi. Karena itu, kesempatan tampil di Ngabuburead Sastra #3 menjadi momen yang sangat berharga dan membangkitkan kembali kenangan lama.
Acara ini sendiri adalah forum diskusi dan pembacaan puisi yang diadakan setiap tahun oleh Kompas Gramedia. Tahun ini, 12 orang tampil membacakan puisi mereka, dan tidak semua di antaranya adalah penyair profesional.
Hal tersebut menciptakan suasana yang inklusif dan menyenangkan, di mana siapa pun yang mencintai sastra mendapat kesempatan untuk berbagi karya dan inspirasi.
Selain pembacaan puisi, acara ini juga menghadirkan sesi diskusi yang mendalam mengenai perkembangan sastra Indonesia, tantangan dalam menulis puisi, dan bagaimana sastra dapat menjadi medium untuk menyuarakan isu-isu sosial.
Manfaat acara ini sangat besar. NgabubuRead Sastra menjadi kesempatan untuk mengekspresikan diri, menyuarakan kata-kata yang menginspirasi, dan menikmati indahnya sastra bersama komunitas pecinta literasi.
Suasana yang penuh semangat dan apresiasi membuat acara ini menjadi ruang yang tepat untuk saling berbagi dan memperkaya wawasan sastra. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang untuk menjalin jaringan dengan para penulis dan pecinta sastra lainnya, membuka peluang kolaborasi, dan memperluas cakrawala literasi.
Salah satu hal yang membuat saya bangga adalah bagaimana puisi "Saat Musim Taat Tiba" masih relevan setelah 25 tahun. Puisi ini berbicara tentang perubahan mendadak dalam sikap religius selama Ramadan---fenomena yang masih kita lihat hingga hari ini.
Saya berharap pesan dalam puisi ini dapat menjadi pengingat agar kita tidak hanya beribadah musiman, tetapi menjadikan Ramadan sebagai momen transformasi spiritual yang berkelanjutan.
NgabubuRead adalah sebuah kegiatan literasi yang sangat menginspirasi sekaligus menghapus stigma bahwa umat Muslim hanya sibuk mengurus makanan ketika waktu sore tiba.
Dengan mengadakan kegiatan seperti ini, kita bisa memasukkan elemen-elemen ilmiah dan sosial dalam ngabuburit, menjadikannya momen yang lebih bermakna. Kegiatan seperti NgabubuRead juga bisa dikembangkan di berbagai komunitas, membuka ruang bagi diskusi, pembacaan karya, dan pengembangan wawasan di tengah suasana Ramadan.
Partisipasi di NgabubuRead SastraBentra #3 adalah pengalaman yang menghidupkan kembali kecintaan saya pada puisi. Saya bersyukur bisa berbagi karya dan mendapat sambutan yang luar biasa.
Momen ini menjadi pengingat bahwa semangat berkarya tidak pernah pudar, meskipun waktu terus berjalan. Dan siapa tahu, mungkin ini adalah awal dari kembalinya saya ke dunia sastra dengan lebih serius.
Terima kasih kepada Kompas Gramedia dan Bentara Budaya Jakarta atas kesempatan luar biasa ini.
Terus semangat, terus berkarya, dan mari terus menyuarakan kata-kata yang menginspirasi!
Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
MYSTERY TOPIC
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025