Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.
Renungan Menyambut Malam Nuzulul Quran sebagai Upaya Menjadi Mukmin Sejati
Malam ke-17 Ramadhan menjadi momen istimewa bagi umat Islam karena diperingati sebagai Nuzulul Quran, yaitu peristiwa turunnya Al-Quran pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril di Gua Hira.
Ini adalah malam yang penuh berkah dan menjadi pengingat bagi kita untuk semakin memperbanyak ibadah, membaca, memahami, serta mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.
Di berbagai tempat, biasanya ada kajian khusus, ceramah, atau peringatan di masjid untuk menambah pemahaman dan kecintaan kita terhadap kitab suci ini.
Peringatan Nuzulul Quran bukan sekadar mengenang sejarah turunnya Al-Quran, tetapi lebih dari itu, menjadi momen refleksi bagi setiap Muslim untuk menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup yang nyata.
Al-Quran bukan hanya sekadar bacaan, tetapi harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana Allah berfirman:
"Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)..."
(QS. Al-Baqarah: 185)
Dari ayat ini, kita diingatkan bahwa Al-Quran adalah hudan linnas (petunjuk bagi manusia), yang artinya harus diimplementasikan dalam berbagai aspek kehidupan---baik dalam ibadah, sosial, ekonomi, maupun akhlak dalam keseharian.
Jadi, esensi dari peringatan Nuzulul Quran bukan hanya seremonial, tetapi bagaimana kita menjadikan nilai-nilai Al-Quran sebagai pegangan dalam bersikap, berbuat adil, menjaga amanah, serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah.
Malam ini menjadi saat yang tepat untuk merenungi sejauh mana kita sudah mengamalkan isi Al-Quran dalam kehidupan. Bagaimana menurut Anda, sudahkah kita benar-benar menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup?
Nuzulul Quran bukan sekadar peringatan historis, tetapi juga momentum untuk introspeksi diri. Apakah kita sudah benar-benar menjadikan Al-Quran sebagai Al-Furqan, yakni pembeda antara yang haq dan yang batil dalam kehidupan kita?
Ketika Al-Quran telah menjadi imam dalam kehidupan, maka umat Islam akan mampu memberikan sumbangsih terbaik bagi dunia---melalui akhlak yang luhur, keadilan dalam bermasyarakat, serta kontribusi positif dalam berbagai aspek kehidupan.
Allah SWT telah berfirman:
"Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah..." (QS. Ali Imran: 110).
Ayat ini menegaskan bahwa kemuliaan umat Islam tidak hanya diukur dari ritual ibadah semata, tetapi juga dari bagaimana nilai-nilai Al-Quran diaplikasikan dalam sikap, perilaku, dan interaksi sosial.
Maka, makna Al-Furqan dalam kehidupan seharusnya menginspirasi kita untuk memilah dan memilih perbuatan yang baik, menjauhi keburukan, serta menjadikan setiap langkah yang kita ambil sebagai cerminan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil 'alamin.
Semoga peringatan Nuzulul Quran kali ini semakin menguatkan tekad kita untuk lebih mendekatkan diri pada Al-Quran, tidak hanya dengan membacanya, tetapi juga dengan memahami dan mengamalkannya dalam setiap aspek kehidupan. Aamiin.
Lantas, bagaimana menurut Anda, langkah apa yang paling penting untuk semakin mendekatkan diri kepada Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari?
Mari kita pahami bersama bahwa Peringatan Nuzulul Quran seharusnya bukan hanya rutinitas tahunan yang sekadar diisi dengan seremonial belaka, tetapi lebih dari itu---harus menjadi obor penerang kehidupan yang menuntun setiap Muslim menuju jalan yang diridhai Allah SWT.
Al-Quran adalah pedoman hidup yang sempurna, bukan hanya untuk dibaca, tetapi juga untuk dipahami, dihayati, dan diamalkan. Allah SWT telah berfirman:
"Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar." (QS. Al-Isra': 9).
Maka, momentum Nuzulul Quran adalah saat yang tepat untuk merenungkan kembali sejauh mana kita telah menjadikan Al-Quran sebagai pegangan hidup---apakah kita sudah menjadikannya sebagai sumber hukum, pedoman akhlak, dan tuntunan dalam berinteraksi dengan sesame dalam Upaya menjadi Mukmin Sejati Sepanjang Masa?
Menjadi Mukmin Sejati Sepanjang Masa berarti menjadikan Al-Quran sebagai cahaya kehidupan, bukan hanya dibaca tetapi juga diamalkan dalam segala aspek kehidupan. Jika setiap Muslim berusaha mengimplementasikan ajaran Al-Quran dalam kehidupan, maka umat Islam akan menjadi umat yang terbaik, sebagaimana firman Allah:
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah..." (QS. Ali Imran: 110).
Semoga kita semua termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa berpegang teguh pada Al-Quran, mengamalkannya, dan menyebarkan cahaya kebaikannya kepada sesama.
Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang tidak hanya membaca, tetapi juga mengamalkan Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari, sehingga cahaya hidayahnya terus menerangi langkah-langkah kita.
Mari sambut malam Nuzulul Quran ini dengan hati yang bersih, niat yang tulus, dan tekad yang kuat untuk lebih dekat dengan Al-Quran. Semoga Allah SWT meridhai dan membimbing kita semua. Aamiin.
Sebagai penutup, bagaimana cara terbaik menurut Anda untuk lebih menghidupkan nilai-nilai Al-Quran dalam kehidupan kita?
Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025