Merza Gamal
Merza Gamal Konsultan

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Uzlah dan Itikaf, Menemukan Ketenangan dalam Kesunyian

19 Maret 2025   20:25 Diperbarui: 20 Maret 2025   12:57 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uzlah dan Itikaf, Menemukan Ketenangan dalam Kesunyian
Umat Islam melakukan shalat sunah saat beriktikaf di Masjid Baiturrahmah Padang, Sumatera Barat, Sabtu (25/5/2019) malam. (ANTARA FOTO/IGGOY EL FITRA)

Refleksi Pengalaman Itikaf di Masjidil Haram

Bagi siapa pun yang pernah merasakan itikaf di Masjidil Haram, pengalaman ini sulit diungkapkan dengan kata-kata. Berada di hadapan Ka'bah di tengah malam, mendengarkan lantunan ayat suci dari imam yang suaranya merdu, hingga merasakan kedekatan luar biasa dengan Allah---semua itu adalah momen yang begitu menyentuh hati.

Dalam suasana yang hening, air mata mengalir deras saat shalat lail, bukan karena kesedihan, melainkan karena kebahagiaan spiritual yang mendalam. Itikaf di Masjidil Haram bukan hanya ibadah, tetapi juga perjalanan ruhani yang mengajarkan makna ketulusan, ketenangan, dan ketergantungan mutlak kepada Allah.

Pengalaman itkaf di Masjidil Haram, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal
Pengalaman itkaf di Masjidil Haram, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal

Doa yang selalu ingin saya panjatkan dalam momen-momen tersebut adalah: "Ya Allah, mampukan aku menjadi Mukmin Sejati Sepanjang Masa, bukan hanya menjadi bunglon ibadah di bulan Ramadan..."

Penutup: Menemukan Makna Kesunyian dalam Ibadah

Uzlah Rasulullah di Gua Hira dan itikaf di 10 malam terakhir Ramadhan mengajarkan kita bahwa dalam kesunyian, ada cahaya. Dalam menjauh dari dunia, ada kedekatan dengan Allah. Dan dalam kesendirian, ada kekuatan spiritual yang mampu mengubah hati dan kehidupan kita.

Bagi yang pernah merasakan itikaf, pasti memahami betapa damainya menghabiskan waktu dengan membaca Al-Qur'an, berzikir, dan berdoa di tengah suasana masjid yang syahdu. Di momen-momen seperti ini, kesadaran akan kefanaan dunia semakin kuat, dan hati semakin yakin bahwa kebahagiaan sejati ada dalam ketundukan kepada Allah.

Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk menjalani i'tikaf dengan khusyuk dan meraih keberkahan Ramadhan.

Terus Semangat!!!
Tetap Semangat...

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

21 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG

Mudik Hijau untuk Kurangi Jejak Karbon

blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 19 
22 Mar 2025

Fiksi Cerpen
Ramadan dan Keluarga

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 20
23 Mar 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 5

blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 21
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun