Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca
Inspirasi dari Sepak Bola dan Puasa di Liga Eropa
Pihak klub, pelatih dan rekan setim saling memberi dukungan dan sangat disyukuri bahwa para pemain yang sedang berpuasa itu mampu memberikan yang terbaik sama seperti saat tidak berpuasa, meski ada beberapa pemain yang agak menurun performanya saat berpuasa, namun semuanya baik-baik saja dan tidak merugikan klub.
Bahkan tentu menjadi sebuah kabar yang menyejukkan. Bahwa Liga Inggris yang merupakan salah satu liga terbaik di Eropa baru saja membuat aturan baru di bulan ramadan. Dimana, operator Premier League membuat aturan yakni mengizinkan wasit untuk menghentikan pertandingan saat laga memasuki jam untuk berbuka puasa.
Hal ini bukan saja sangat menguntungkan bagi para pemain muslim yang berkarier di kompetisi Liga Inggris yang terkenal keras itu, tetapi ini merupakan wujud toleransi beragama yang sungguh menginspirasi, sebuah pertandingan profesional bisa 'diintervensi' oleh waktu berbuka puasa bagi pemain muslim yang 'minoritas'.
Sebuah kisah inspiratif juga datang dari liga Jerman di musim 2022 lalu, ketika wasit Bastian Dankert menghentikan sejenak laga Bundesliga antara RB Leipzig vs Hoffenheim saat matahari terbenam, yang mana ini memberikan kesempatan bagi pemain bertahan Leipzig Mohamed Simakan untuk berbuka puasa. Apa yang dilakukan oleh wasit Bastian Dankert bukan satu hal kecil, tetapi ini suatu hal besar yang membuka cakrawala toleransi di sepakbola.
Apa yang bisa kita petik dari kisah inspirasi konsistensi para pemain muslim yang tetap berpuasa meski harus bermain di liga yang profesional, yang ketat dan bertensi tinggi ini? Jawabannya adalah seberat dan sebesar apapun tantangan yang kita hadapi jika dihadapi dengan iman dan takwa serta hati yang bersungguh-sungguh maka semuanya bisa dilalui. Sepakbola memang bukan agama, namun dengan menghargai keyakinan suatu agama maka sepakbola itu akan semakin indah.