Dari kota kecil nan jauh di Sulawesi Tenggara, mencoba membuka wawasan dengan menulis dan membaca
Beratnya Tugas Ibu Rumah Tangga, Target Ramadanku Tak Muluk-muluk
Bulan Ramadan yang ditunggu-tunggu telah datang, umumnya orang-orang menyambutnya dengan gembira dan berharap dapat melaluinya dengan lancar dan berkah. Agar ketika lantunan takbir di bulan Syawal tiba, kita menjadi insan yang lebih baik, dan semua amaliyah ramadan selama sebulan penuh membawa manfaat besar untuk diri kita.
Namun, satu yang harus kita ingat bahwa bulan ramadan itu hanya 29 atau 30 hari. Sebuah rentang waktu yang teramat singkat untuk . mendapatkan kuantitas dan kualitas ibadah yang benar-benar khusyuk, dan mendapatkan keberkahan yang maksimal dari puasa kita.
Sama seperti dengan semua kaum muslim, saya juga menginginkan agar puasa kali ini dapat saya lalui dengan penuh kekhidmatan, dan menambah derajat ketakwaan kepada Allah SWT. Untuk mendapatkan itu semua, saya tentu harus memanfaatkan setiap waktu di bulan ramadan ini secara maksimal, setidaknya saya harus punya target sebagai tolok ukur pencapaian ramadan saya.
Sebagai ibu rumah tangga dengan tiga anak, yang masih bersekolah SD dan ada juga yang masih usia balita, otomatis kesibukan sebagai ibu rumah tangga di bulan puasa ini akan semakin bertambah. Kalau pegawai atau karyawan di bulan ramadan ini mungkin ada penyesuaian jadwal dan waktu kerja, tetapi bagi ibu rumah tangga yang ada malah tambahan beban kerja.
Di saat sedang lapar, haus, loyo dan lelah masih harus menghadapi polah tingkah anak-anak yang terkadang menguji kesabaran dan emosi, semoga diberi kemudahan dalam menjalankan ibadah puasa dan mengisinya dengan hal-hal positif yang menambah keimanan.
Memanfaatkan waktu bulan puasa yang bagi saya sangat singkat untuk meraih hasil maksimal dari keberkahan bulan ramadan, saya menetapkan target yang tidak jauh-jauh dari rutinitas ibu rumah tangga yang bagi saya memiliki tantangan yang cukup berat. Bagi ibu rumah tangga tenaga, pikiran dan emosi benar-benar ditempa di bulan ramadan ini.
Target pertama saya adalah membimbing anak-anak berpuasa, anak yang tua yang sudah masuk tahun ketiga menjalankan puasa penuh tentu harus ditambah kualitas ibadahnya bukan hanya dengan menahan lapar dan haus saja tetapi juga harus lebih mengayomi adiknya (tidak bertengkar) serta meningkatkan kuantitas dan kualitas shalatnya, bacaan Qurannya, dan pelajaran agamanya.
Demikian juga dengan adiknya yang akan berpuasa untuk pertama kalinya, tentu ini butuh kesabaran untuk memberikannya pemahaman agar bisa menjalankan ibadah puasa penuh selama sebulan, walaupun mungkin masih terbatas pada sekedar menahan lapar dan haus saja.
Target berikutnya adalah akan lebih fokus ke dunia nyata, ke rutinitas ibu rumah tangga, dan menjauh sejenak dari dunia maya (kecuali Kompasiana tentunya) yang terkadang secara tak sadar menyita waktu secara sia-sia dan juga terkadang menyulut emosi he he he. Pokoknya tidak ada dunia maya selama puasa (titik).
Target berikutnya memperbanyak volume ibadah yang selama ini saya rasa amat minim, terutama shalat sunah dan tilawah serta menambah amalan harian dengan ibadah sunnah dan nafilah lainnya. Serta lebih pemurah lagi dalam berzakat, bersedekah, dan berinfak.