Rahmah Chemist
Rahmah Chemist Administrasi

Simple, challenge, suka nulis and fun. Temui saya di dunia maya... Blog: http://chemistrahmah.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Rezeki Itu Pasti, Kemuliaan yang Dicari

23 Maret 2024   13:12 Diperbarui: 8 April 2024   01:01 1892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rezeki Itu Pasti, Kemuliaan yang Dicari
ilustrasi: Memberi rezeki. (Sumber: KOMPAS/CAHYO HERYUNANTO)

Semua kembali pada diri masing-masing. Jika kemudian setiap aktivitas atau gerakan di luar rumah yang dikerjakan makin menambah ketaatan padaNya, maka lakukan dan ajak perempuan lain di luar sana untuk ikut serta.

Namun, ketika membuat lalai tanggung jawab sebagai istri dan ibu, maka tinggalkanlah. 

Sebesar apa pun nilai rupiah atau materi dari kegiatan tersebut tetapi melalaikan kewajiban dengan status yang diemban sekarang, maka percuma. 

Rezeki dariNya tidak hanya dari yang kita kerjakan tersebut dan bukan menjadi kepastian dari hal tersebut. Tetapi, Allah-lah yang memberinya dari jalan yang dikehendakiNya. 

Tidak ada satu pun hamba yang bisa mengetahui dari arah mana rezekinya akan mendatangi. Tetaplah menjaga perilakui sebab pendapatan yang masuk di rumah kita bukan karena semata-mata kita mampu melakukan apa saja yang mendatangkan cuan.

Bukankah banyak di luar sana yang sudah usaha sekeras mungkin tapi tetap tak membuahkan hasil? Maka kembali dan jaga kemuliaan diri agar tidak hina di mata Allah atau di mata manusia. 

Pertanyaan paling penting yang harus kita siapkan sekarang adalah 

  • Dari mana Saja?
  • Dialokasikan Ke mana Saja?

Jika selama ini setiap tindakan kita diniatkan ibadah bahkan selalu mendahulukan, maka tidak akan ada kesulitan Allah membantu jawabannya kelak saat tak ada satu pun yang bisa bersaksi lagi. 

*** 

Well, tulisan ini juga jadi self-reminder buat saya karena terkadang di depan mata ada calon rezeki yang sudah melambai untuk dijemput. Namun, bersamaan dengan itu harus menunaikan ibadah yang jika tertinggal tidak akan bisa terulang. Lalu, jika sudah demikian apakah akan memilih yang mana? 

Semoga Allah senantiasa meneguhkan hati untuk tetap menjaga kemuliaan diri di hadapanNya daripada hanya mulia di mata manusia saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun