RAMADAN

Maraknya Perang Sarung di Bulan Ramadhan

15 April 2024   23:21 Diperbarui: 16 April 2024   00:02 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maraknya Perang Sarung di Bulan Ramadhan
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Fenomena maraknya perang sarung di bulan Ramadhan merupakan sebuah hal yang sangat disayangkan dan mencerminkan kehilangan nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi dalam bulan suci tersebut. Seharusnya bulan Ramadhan menjadi momentum untuk meningkatkan ibadah, introspeksi diri, dan meningkatkan kebaikan, bukan malah digunakan sebagai ajang persaingan yang tidak bermakna seperti perang sarung.

Perang sarung pada dasarnya tidak ada manfaatnya dan justru dapat merusak hubungan antar sesama. Lebih baik energi dan waktu yang dikeluarkan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat dan positif dalam meningkatkan ketakwaan dan kebaikan di bulan Ramadhan. Mari kita kembali kepada makna sejati dari bulan Ramadhan, yaitu meningkatkan spiritualitas, kepedulian terhadap sesama, dan kebaikan dalam segala aspek kehidupan.

Kita sebagai umat harus dapat merenungkan kembali nilai-nilai agama yang seharusnya menjadi pedoman dalam hidup kita, dan memperbaiki perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Maraknya perang sarung hanya akan mengaburkan makna sejati dari bulan Ramadhan dan merusak esensi ibadah yang seharusnya dilakukan dengan tulus dan ikhlas. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari kritik ini dan menjadikan bulan Ramadhan sebagai ajang untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun