M.NASRULLOH MUHAJIR
M.NASRULLOH MUHAJIR Mahasiswa

Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

"WAR TAKJIL": Toleransi Berpadu dalam Buka Puasa

27 Maret 2024   18:38 Diperbarui: 27 Maret 2024   21:21 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"WAR TAKJIL": Toleransi Berpadu dalam Buka Puasa
Sumber: X @KatolikG

Dalam momen Ramadan yang penuh berkah, ada fenomena menarik yang tengah menarik perhatian di berbagai belahan dunia Muslim. Bukan hanya umat Islam yang berlomba-lomba mempersiapkan takjil untuk berbuka puasa, tetapi juga terlihat partisipasi aktif dari warga non-Muslim yang turut serta dalam membeli dan membagikan hidangan khas ini. 

Di tengah-tengah keramaian pasar Ramadan yang khas, terlihat panorama yang menggembirakan di mana etnis dan agama berbeda bersatu dalam semangat kebersamaan. Fenomena ini tidak hanya terbatas pada kota kota besar, tetapi juga menyebar ke daerah lain.

Salah satu contoh yang menarik terjadi di pusat kota, di mana sebuah lapak takjil ramai didatangi tidak hanya oleh umat Islam, tetapi juga oleh warga non-Muslim yang turut meramaikan suasana. Mereka datang lebih awal, berdiri dengan antusias, mengantri dengan sabar, dan memilih berbagai takjil dengan cermat seperti halnya umat Islam lainnya.

Dalam percakapan singkat dengan beberapa warga non-Muslim yang turut membeli takjil, mereka menyatakan bahwa partisipasi ini adalah bentuk toleransi dan penghargaan terhadap budaya dan tradisi yang dihargai oleh tetangga mereka yang beragama Islam. Mereka merasa bahwa Ramadan bukan hanya milik umat Islam, tetapi juga milik semua orang yang ingin bersama-sama merayakan kebersamaan dan kebaikan.

Tak hanya itu, beberapa penjual jajanan juga melaporkan peningkatan permintaan takjil dari pelanggan non-Muslim. Beberapa pelanggan dari latar belakang agama yang berbeda menyatakan bahwa mereka ingin ikut serta dalam pengalaman Ramadan dan merasakan kehangatan dan kebersamaan yang ditawarkan dalam bulan suci ini.

Dalam era yang diwarnai oleh berbagai konflik dan perpecahan, partisipasi aktif non-Muslim dalam membeli takjil di bulan Ramadan menjadi sebuah cerminan dari harapan akan perdamaian dan toleransi. Fenomena ini tidak hanya menyentuh hati umat Muslim, tetapi juga menunjukkan bahwa semangat kebersamaan dan saling penghargaan tidak mengenal batas agama atau kepercayaan.

Dengan berbagai upaya kecil seperti ini, masyarakat menunjukkan bahwa persatuan dan kedamaian adalah jalan yang dapat dijangkau oleh semua orang, tanpa terkecuali. Dan di tengah panasnya bulan Ramadan, kilauan kebaikan dari partisipasi aktif warga non-Muslim dalam membeli takjil menerangi jalan menuju pemahaman dan kerukunan yang lebih luas.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun