Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.
Berburu Takjil di Istiqlal Jakarta
Empat hari menjadi hari-hari cukup melelahkan di Jakarta saat Ramadhan untuk mengikuti kegiatan Fasilitasi dan Advokasi Penguatan Kapasitas Sekolah. Setelah mengikuti kegiatan sejak Senin sampai Kamis, 25-28 Maret 2024, saya tidak langsung pulang. Bersama tiga teman lainnya dari Lombok Timur bersepakat untuk menginap semalam lagi. Terutama dua orang teman emak emak yang berniat jalan-jalan dan belanja.
Karena sewa kamar hanya dibiayai panitia sampai Kamis, saya bersama teman-teman checkout dari Hotel Millenium Sirih Jakarta tempat kegiatan berlangsung. Kami keluar sekitar pukul 12 waktu setempat. Dari hotel Millenium mobil membawa kami menuju sebuah hotel lain di sekitar Thamrin untuk menginap semalam lagi. Hotel kecil itu menyediakan kamar dan tempat tidur berupa kapsul yang dirancang bertingkat. Tidur di dalam kapsul itu rasanya seperti seorang anak kecil yang dihukum ibu tiri.
Harganya relatif untuk melewati malam dengan tidur nyaman. Walaupun begitu, ternyata ada juga bule yang menggunakan layanan penginapan itu.
Setelah check-in dan drop barang bawaan ke hotel, saya harus mengabulkan ajakan duo emak untuk mampir ke pusat perbelanjaan di Thamrin city. Mereka singgah untuk melampiaskan hasrat belanja seperti emak-emak pada umumnya.
Namanya juga kaum hawa, kalau belanja biasanya teliti sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama.
Setelah berbelanja kami meluncur menuju masjid Istiqlal dan tiba sekitar 15 menjelang Maghrib.
Di ambang gerbang masjid tampak banyak sekali lapak makanan dan pedagang kaki lima penjual pakaian. Para pembeli tampak berjubel membuat pejalan kaki dan pengunjung yang keluar masuk masjid agak terganggu.
Memasuki halaman Istiqlal pengunjung telah ramai. Menurut seorang pengunjung dari Tebet, sebagian dari para pengunjung itu berasal dari luar daerah dan sebagian lagi dari wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Tampaknya sebagian pengunjung datang mungkin hanya untuk berburu takjil. Sebagian lagi memang berniat berbuka puasa di Masjid Istiqlal sekaligus shalat Maghrib yang dilanjutkan dengan tarawih setelah shalat isya.
Saya terus masuk ke halaman masjid. Sebuah tenda bertuliskan Kimia Farma berdiri persis di depan masjid. Di halaman masjid sisi utara terlihat sejumlah kendaraan roda empat terparkir.