mohamad bajuri
mohamad bajuri Guru

Tenaga pendidik di MTsN 3 Kebumen Jateng

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Makna Ramadan dan Ramadan bermakna

1 April 2023   13:04 Diperbarui: 1 April 2023   13:23 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makna Ramadan dan Ramadan bermakna
Suasana senja di Masjid IAIN Salatiga.Dokpri

Melakukan puasa dengan penuh rasa keimanan karena Allah semata. Sebagaimana sabda Rasulullah dari Abu Hurairah riwayat Ahmad dan Ash-Habus Sunan yang artinya,”Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadan dengan iman dan mengharap rida Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu …” Jadi melakukan puasa Ramadan bukan karena terpaksa namun dengan penuh kesadaran karena puasa itu adalah perintah dari Allah yang wajib dilakukan.

Ramadan berbagi. Jadikan momentum bulan Ramadan ini sebagai ajang untuk memperoleh keberkahan melalui ajang berbagi. Membagikan takjil gratis untuk daum duafa atau abang-abang becak yang ada di pinggir jalan. Bagi-bagi sembako kepada tetangga kanan kiri di sekitar rumah sendiri. Infak setiap hari di Masjid saat salat jamaah.

Lapangkan hati dan harta untuk berbagi kepada sesama sehingga akan terbangun rasa solidaritas yang tingi terhadap sesama muslim. Dan ingatlah bahwa muslim pada sejatinya bersaudara. Artinya apabila salah satu muslim sakit, maka kita juga merasakan sakit. Muslim satu harus tolong-menolong dengan muslim yang lain. Jangan sampai terjadi ada orang muslim makan serba kecukupan sementara tetangga sebelahnya tidak memiliki sesuatuuntuk berbuka.

Memperbanyak tadarus Al-Qur’an. Bulan Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an yaitu pada malam Nuzulul Qur’an. Nuzulul Qur’an ini terjadi pada tanggal 17 bulan Ramadan. Sudah selayaknya umat Islam untuk memperbanyak bacaan Qur’an baik pada siang atau malam hari Ramadan. Karena membaca Qur’an adalah ibadah baik di bulan Ramadan atau di luar Ramadan.

Menjaga dari berbuat Maksiat. Hadis Riwayat Ahmad Baihaqi dari Abu Sa’id Al-Khudri Rasulullah bersabda yang artinya,”Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadan dan mengetahui batas-batasnya, dan ia menjaga diri dari segala yang patut dijaga, dihapuskan dosa-dosanya yang sebelumnya (yang terdahulu).

Menjaga maksiat mata, mulut, telinga dan hati. Menjaga mata dari hal-hal yang bisa menyebabkan timbul nafsu sahwat seksual. Usahakan atau hindari mata untuk melihat yang tidak boleh dilihat oleh Syar’i. Hindari mulut untuk berkata yang tidak berarti, apalagi sampai menyakiti perasaan orang lain. Seperti menghina, mengumpat, menggunjing, membentak atau marah-marah kepada orang lain.

Menjaga telinga dari mendengarkan orang yang sedang menggunjing adalah termasuk menjaga telinga dari maksiat. Apabila suatu saat tanpa sengaja telinga mendengar orang sedang menggunjin lebih baik menjauh dari orang tersebut sampai telinga kita tidak mendengar pembicaraan tersebut. Lebih baik telinga kita untuk mendengarkan perkataaan yang bermanfaat seperti murotal Al-Qur-an, pengajian Gus Baha atau kajian-kajian ilmu lain yang perlu diketahui.

Menjaga hati dari maksiat yaitu menjaga hati untuk tetap bersih suci dari penyakit iri, dengki, suudzan dan pikiran jelek terhadap orang lain. Mungkin menjaga hati ini termasuk usaha yang sulit karena sifatnya di dalam hati atau pikiran yang tidak muncul secara fisik. Apabila pikiran atau hati sudah mulai condong ke arah iri dengki maka sebaiknya segera kembalikan hati  untuk tidak mengikuti bisikan-bisikan yang mengarah iri dengki.

Menghidupkan Ramadan dengan salat sunat. Salat sunat yang mengikuti salat wajib jangan ditinggalkan seperti salat dua rekaat sebelum Subuh, dua rekaat sebelum dan sesudah Zuhur, dua rekaat sebelum Asar, dua rekaat sesudah Magrib dan dua rekaat sesudah Isya. Mengerjakan salat sunat tarawih, tahajud dan witir pada malam bulan Ramadan. Selain itu juga mengerjakan salat sunat duha pada waktu pagi hari.

Ada beberapa muslim yang agak keliru memaknai tentang salat sunat. Kedudukan salat sunat yang mengiringi salat fardu lebih baik dibanding dengan salat tarawih. Jadi jangan sampai meninggalkan salat sunat setelah Isya tapi malah melakukan salat tarawih. Sebaiknya salat keduanya dilakukan jangan ditinggalkan salah satunya. Karena kedudukan salat sunat dua rekaat setelah salat Isya itu lebih baik dibanding salat sunat tarawih.

Demikian tips agar Ramadan lebih bermakna di hati. Kita berharap bahwa ketika Ramadan datang kita bisa mengisinya dengan sesuatu yang bermakna. Tips yang penulis bagikan di atas bisa dilaksanakan sesuai dengan kemampuan pribadi masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun