Mohammad Hilmi
Mohammad Hilmi Lainnya

Hewan berakal

Selanjutnya

Tutup

TRADISI

Tradisi "Genduren" Menyambut Bulan Ramadan

2 April 2022   14:32 Diperbarui: 2 April 2022   14:35 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi "Genduren" Menyambut Bulan Ramadan
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan setiap orang mempunyai caranya masing-masing untuk mengekspresikan rasa bahagianya. Seperti yang telah dipaparkan oleh penulis di tulisan sebelumnya yang berjudul"Amal perbuatan yang dirindukan surga" bahwa ada jaminan bagi mereka yang berbahagia atas datangnya bulan Ramadan.

Tak terkecuali penduduk di tempat tinggal penulis. Hampir di setiap malam (tepatnya setelah Maghrib) pada Hari Besar Islam tak tertentu pada Ramadan saja, penduduk desa beramai-ramai membawa berkat (red.jawa) yakni semacam bungkusan yang berisikan makanan berat nasi plus lauknya dibawa ke Masjid, Langgar-langgar, Surau atau Musala terdekat. Setelah itu masyarakat berkumpul untuk sekedar membaca doa uang biasanya dipimpin oleh tokoh setempat ataupun Guru-guru ngaji. Setelah selesai pembacaan doa, bungkusan-bungkusan tersebut dibagikan rata kepada penduduk atau ya bisa dibilang saling tukar-menukar makanan.

Tradisi ini biasanya di desa Penulis dinamakan dengan Genduren atau amin-amin (red.jawa), mungkin di desa para  pembaca ada tapi beda sebutan saja.

Tradisi ini bukan hanya tentang saling bertukar makanan saja, namun dengan ini silaturahmi akan semakin erat dan yang pasti  penulis yakin bahwa ini adalah salah satu bentuk rasa bahagia penduduk dengan datangnya bulan suci Ramadan

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun