Mohammad Hilmi
Mohammad Hilmi Lainnya

Hewan berakal

Selanjutnya

Tutup

TRADISI

"Patrol" Kearifan Lokal yang Tergerus Zaman

8 April 2022   20:46 Diperbarui: 8 April 2022   20:47 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Patrol" Kearifan Lokal yang Tergerus Zaman
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Tidak terasa, puasa sudah hampir sepekan berlalu. Bicara puasa maka selain menahan lapar dan haus, juga banyak kegiatan-kegiatan yang hanya ada ketika bulan Ramadan saja. Tarawih dan Tadarus Al-Quran adalah hal yang pasti, namun penulis tidak akan membahas dua kegiatan ini, penulis akan sedikit mengulas tentang kegiatan yang menjadi budaya di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di pedesaan.

Ya, kegiatan tersebut adalah Patrol. Patrol sendiri adalah kegiatan berkeliling desa guna membangunkan masyarakat desa untuk melakukan santap sahur dengan menggunakan alat bantu musik seadanya, yang mana notabene patrol ini dilakukan oleh kalangan anak-anak (ini definisi penulis sendiri). Biasanya alat yang dibawa anak-anak melakukan patrol diantaranya kentongan (jawa.red), timba air atau tempat/kaleng cat sebagai ganti dari alat musik drum, selain dua alat ini mereka juga membawa alat-alat yang bisa mengeluarkan suara. Tak hanya membawa alat musik seadanya, ketika mereka melakukan patrol mereka juga tak lupa berteriak "Sahur sahur sahur" yang dibarengi dengan suara kentongan dan timba air yang mereka pukul menggunakan kayu sehingga seperti mengeluarkan nada-nada yang enak didengar.

Namun, semakin berkembangnya zaman dan teknologi, kegiatan Patrol ini semakin jarang ditemukan. Di tempat tinggal penulis sendiri Patrol ini sudah terlihat lebih efisien yakni dengan menggunakan sound sistem yang diangkut dengan mobil bak berbuka yang berkeliling desa serta menghidupkan musik dengan volume keras agar masyarakat bangun. Cara ini memang lebih efisien dan tidak banyak menguras tenaga, hanya butuh membeli bahan bakar untuk mobil dan diesel untuk sound sistem.

Tulisan sedikit penulis ini hanya menggambarkan sekelumit perbedaan yang penulis rasakan Ramadan sekarang dan Ramadan-ramadan sebelumnya. Tapi sekali lagi semangat untuk menambah pahala di bulan Puasa ini harus tetap ditingkatkan.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun