Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Foto/Videografer

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Idulfitri: Menang atas Apa?

25 April 2023   08:46 Diperbarui: 25 April 2023   08:48 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Idulfitri: Menang atas Apa?
Salat Idulfitri. (KOMPAS.com/Aji YK Putra)

Merasa menang itu adalah dosa

Kita belum benar-benar dianggap sebagai pemenang kok bisa-bisanya mengklaim kemenangan itu tahunya dari mana? Ilmu cenayang, kebatinan, atau apa?

Ibaratnya begini, klub sepak bola atau atlet Olimpiade dinyatakan menang itu berdasarkan atas penilaian wasit atau juri, bukan klaim sepihak, kalo atas klaim sepihak, itu belum bisa dibilang benar-benar sebagai pemenang.

Kalo menurut saya, cuma Allah yang boleh menetapkan apakah kita menjadi pemenang atau tidak, bukan manusia sendiri.

Takutnya, kalo kita mengklaim diri dan merasa menjadi orang yang nol dosa dan full pahala malah dianggap sombong di sisi-Nya dan dampaknya adalah amal ibadah kita di-cancel.

Amal ibadah kita selama sebulan penuh saja belum tentu bisa diterima di sisi-Nya karena bisa menjadi ada kerak riya, apalagi kalo merasa menjadi pemenang karena bisa melawan nafsu dan amalannya diterima, padahal kita sendiri terjebak dalam nafsu kesombongan.

Siapa tahu, kita tahu-tahu dianggap kalah melawan hawa nafsu begitu mendekati lebaran bukannya memperbanyak ibadah malah memperbanyak belanja baju baru lebaran.

Bisa jadi amal ibadah kita yang sudah ditabung selama sebulan Ramadan rungkad dalam sehari gara-gara lisan tidak pernah berhenti tanya hal privasi dan mengabaikan kesehatan mental, misal "Kapan nikah?", "Kapan punya anak (lagi)?", "Kapan lulus kuliah?", dan "Kok gendutan/kurusan?"

Merasa diri menjadi pemenang berarti mendahului keputusan Allah dan itu tergolong dalam dosa besar, naudzubillah...

Bersihkan kerak kesombongan

Ramadan sudah berlalu, tapi spiritnya harus tetap dijaga di luar bulan suci itu, termasuk tentang tetap rendah hati dan tidak flexing atau klaim kemenangan yang belum tentu kita menjadi pemenang betulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun