Profesi sebagai guru telah dijalani dua puluh tahun yang lalu. Bangga menjadi guru.Hobby menulis, banyak kata-kata yang tak mampu dilengakapi oleh kalimat yang keluar melalui bibir. Maka, menulis adalah cara aku berbicara dengan lantang. Hidup seperti awan diatas langit yang terombang-ambing oleh angin lalu dihempaskan ke bumi dalam bentuk hujan. Dan ingin menjadi air hujan yang menuduhkan hati yang gundah dengan suaranya, menyuburkan tanaman dengan air yang bermanfat, mengalirkan sungai dan membasahi tanah yang tandus.
Konsistensi Ibadah di Bulan Suci
Memasuki hari ke tujuh belas Ramadhan, malam Nuzul Qur'an hati terasa hampa karena ibadah yang jauh dari standar yang telah dibuat diri sendiri menjelang ramadhan. Dua hari kemaren, pertahanan tubuh mulai ambruk vertigo yang kambuh sangat mengganggu. Buru-buru bisa menulis di atas tut-tut keyboard, memikirkan Tema yang akan diusung saja menyebabkan kepala rasanya ingin meledak. Jangankan untuk membaca alquran mampu berdiri sholat saja sudah bagus.
Kata orang-orang, kalau vertigo kambuh itu dikarenakan asam lambung yang naik sampai ke atas kepala. Masuk akal, sebab perut memang tak karuan efek berbuka puasa dengan menu yang sembarangan ditambah begadang, maka tak perlu heran jika memicu vertigo.
Apa hubungannya vertigo dengan konsistensi ibadah ? Untuk bisa konsisiten dalam ibadah tentu butuh tubuh yang ekstra sehat. Bagaimana supaya tubuh kita bisa sehat untuk menjaga konsistensi ibadah kita ?
Mungkin kita harus menggunakan tip-tip sehat yang umum dilakukan oleh orang-orang :
- Mengkonsumsi makanan yang sehat, saat berbuka atau sahur.
- Minum air putih / air mineral yang cukup untuk tubuh untuk menghindar dari dehidrasi saat siang hari
- Istirahat yang cukup, jangan kurang dari 5 jam dimalam hari , 1-2 jam tidur siang.
- Menjaga kesehatan mental juga penting, seperti kurangi stress, kelola emosi, hargai diri sendiri, pantang menyerah dll
Selain menjaga kesehatan, untuk mempertahankan konsistensi ibadah dibulan suci juga butuh kematangan dalam memaknai ritual bukan saja melakukan ritual itu sendiri. Maksudnya, jika kita paham tujuan sholat untuk mendekati diri kepada Allah S.W.T dan menjaga tiang agama Allah S.W.T. Maka ibadah sholat kita akan lebih khusuk. Dibandingkan dengan kita hanya tahu sholat adalah kewajiban saja, maka sholatpun hanya sebatas menggugurkan kewajiban saja. Tanpa makna yang lebih dari ritual tersebut.
Selain dua hal diatas untuk menjaga konsisten, butuh tekad yang kuat atas kemauan diri sendiri dan kesabaran yang diatas rata-rata orang lain. Tekad hadir bukan untuk memenuhi kemauan tapi untuk menjaga kemauan itu sendiri tetap stabil. Sedangkan kesabaran adalah teman tekad. Memiliki kesabran diatas rata-rata orang lain akan membuat survive untuk konsisten.
Tiga tips yang saya rangkum untuk menjaga konsistensi ibadah berdsarkan pengalaman sendiri :
1. Menjaga kesehatan tubuh
2. Menjaga kematangan dalam memaknai ritual yang kita lakukan.
3. Memiliki Tekad yang kuat dan kesabaran diatas rata-rata orang lain.
Malam ke tujuh belas Ramadhan
Aghoesthine