M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Ilmuwan

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Kepribadian Rasulullah dan Sahabatnya Bernama Ukasyah

5 Juni 2018   05:08 Diperbarui: 5 Juni 2018   08:10 1128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah SAW, tiba-tiba berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW. Ali bin Abu Thalib  menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukulah aku saja. Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah". Mendengar pernyataan Ali, lagi lagi Rasulullah SAW berkata : "Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah"

Ukasyah semakin dekat dengan Rasulullah SAW. Tiba-tiba tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen.
Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. "Wahai Paman, pukulah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukulah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah, dengan memukul kami sesungguhnya itu sama dengan menyakiti kakek kami, wahai Paman.". Mendengar perkataan kedua cucunya. lagi lagi Rasulullah SAW berkata : "Wahai cucu-cucu kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dengan Paman Ukasyah".

 Begitu sampai di tangga mimbar, dengan lantang Ukasyah berkata: "Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini." Mendengar permintaan Uksyah maka Rasulullah SAW menuruti apa yang dikatakan Ukasyah. Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah SAW didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi: "Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah". Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah.

Tanpa berlama lama dalam keadaan lemah, Rasulullah SAW membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yang sangat indah, sedang beberapa batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.

Kemudian Rasulullah SAW berkata: "Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Nanti Allah akan murka padamu.". Setelah mendengar permintaan Rasulullah SAW, Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh-jauh, kemudian Ukasyah memeluk erat tubuh Rasulullah SAW,sambil menangis sejadi-jadinya. Ukasyah berkata:

 "Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu. Seumur hidupku aku bercita-cita dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah..."

Rasulullah SAW dengan senyum berkata: "Wahai sahabat-sahabatku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!" Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat bergantian memeluk Rasulullah SAW.

 Kisah ini menunjukkan bukti nyata bahwa Rasulullah adalah manusia biasa yang memiliki ahlaq sangat mulia dan harus dijadikan penutan atau contoh oleh umat manusia di dunia. Ukasyah juga merupakan simbol sahabat yang memiliki kecintaan kepada Rasulullah SAW, yang harus kita tiru cara mencintai kepada Rasulullah. Semoga kita semua diberi keberkahan dan keridloan dari Allah swt, di dunia sampai akherat, amin ya robbal alamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun