Muhamadrafi putra
Muhamadrafi putra Mahasiswa

Membaca Novel

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Puasa Syawal, Ibadah Singkat Penuh Nikmat

24 April 2024   21:28 Diperbarui: 24 April 2024   21:36 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasa Syawal, Ibadah Singkat Penuh Nikmat
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Hari raya Idul Fitri yang jatuh pada tanggal 10 April 2024 bertepatan dengan 1 Syawal 1445 Hijriyah menjadi pertanda bahwa bulan suci Ramadhan telah meninggalkan kita. Semua orang merayakan hari kemenangan ini dengan penuh sukacita, setelah satu bulan penuh berpuasa ditambah dengan amalan-amalan sunnah lainnya akhirnya umat islam seluruh dunia sampai kepada hari yang dipenuhi kebahagiaan tetapi juga kesedihan. 

Senang karena telah tuntas melaksanakan ibadah wajib puasa Ramadhan selama satu bulan dan sedih karena bulan Ramadhan yang penuh berkah akhirnya pergi meninggalkan, tanpa ada kepastian akan bertemu kembali di tahun depan. Semua ibadah yang dilakukan oleh umat islam selama satu bulan tersebut tidak lain dan tidak bukan untuk meraih gelar "tattaquun", yaitu menjadi orang-orang yang bertakwa kepad Allah Tuhan semesta alam.

Cuti lebaran telah usai, hiruk pikuk arus mudik lebaran pun mulai selesai, semua orang kembali kepada aktivitasnya seperti bulan-bulan biasa. Tak lagi terdengar lantunan ayat suci di malam-malam setelah shalat teraweh, tak lagi terdengar khutbah-khutbah keagamaan yang menggema di setiap selesainya shalat subuh, bahkan lantunan ayat suci Al-Qur'an pun sudah mulai samar tak terdengar di setiap rumah umat muslim. 

Bulan syawal ini menyisakan mereka yang telah mendapatkan gelar takwa dari Tuhannya, mereka yang bahkan ketika bulan Ramadhan telah berlalu pun masih mengamalkan amalan-amalan layaknya di bulan yang suci tersebut. Bahkan sebagian dari orang-orang terpilih ini semakin panjang shalat malamnya, semakin panjang ayat-ayat tuhan yang dibacanya, dan semakin banyak juga sedekah yang dikeluarkannya. Salah satu amalan yang pasti akan dilakukan oleh hamba-hamba terpilih itu adalah puasa syawal.

Puasa syawal adalah amalan sunnah yang sangat dianjurkan kepada umat islam setelah bulan suci Ramadhan. Sesuai dengan namanya, puasa syawal dikerjakan pada bulan syawal sebanyak 6 hari, boleh dilaksanakan secara berurutan dan boleh juga tidak. Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam mengibaratkan dalam sebuah haditsnya bahwa pahala dari puasa syawal ini setara dengan berpuasa satu tahun penuh, hadits itu berbunyi, yang artinya "Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun" (HR Muslim). Allahu Akbar. 

Sekiranya semua umat islam sadar akan keutamaan dari puasa syawal niscaya tak seorang pun akan meninggalkannya. Namun sekali lagi, amalan ini biasanya hanya diamalkan bagi mereka yang setelah bulan Ramadhan tetap menjaga amalannya bahkan meningkatkan amal-amal itu.

Selain pahala besar yang dijanjikan, puasa syawal ini memiliki keutamaan-keutamaan lain yang juga perlu diperhatikan. Yang pertama, puasa syawal adalah sebagai penyempurna puasa Ramadhan, seperti halnya shalat wajib yang memiliki shalat sunnah rawatib sebagai penyempurnanya, puasa Ramadhan pun memiliki puasa syawal yang bertugas untuk menyempurnakan puasa wajib ini. Yang kedua, dilaksanakannya puasa syawal menjadi pertanda bahwa puasa Ramadhan selama satu bulan penuh diterima oleh Allah. 

Hal ini didasarkan pada salah satu ciri-ciri diterimanya amal seorang hamba adalah amal itu akan terus berlanjut dan diikuti oleh amalan-amalan baik setelahnya. Yang ketiga, sebagai bentuk syukur kepada Yang Maha Kuasa karena masih diberikan kesehatan hingga bulan Ramadhan selesai. Puasa syawal menjadi salah satu bentuk rasa syukur seorang hamba kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan kepadanya, terutama selama menjalankan ibadah-ibadah di dalam bulan suci Ramadhan.

Itulah puasa syawal, sebuah ibadah singkat yang dapat mendatangkan begitu banyak nikmat, maka beruntunglah orang-orang terpilih yang dapat melaksanakannya. Dan sekarang semuanya kembali kepada pribadi kita masing-masing, setelah mengetahui banyaknya keutamaan dari puasa syawal akankah kita seolah tak tau dan acuh sehingga memilih untuk meninggalkannya begitu saja? Semoga Allah menerima dan merahmati segala amal perbuatan kita.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun