Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Penulis

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bulan Ramadan adalah Obat bagi Jiwa yang Lelah

16 April 2021   10:38 Diperbarui: 16 April 2021   10:44 1540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulan Ramadan adalah Obat bagi Jiwa yang Lelah
Ramadan bukan sekadar menahan lapar dan haus, tapi juga menyembuhkan jiwa yang lelah | Ilustrasi oleh Ahmed Sabry via Pixabay

Tapi, hidup punya kemungkinan yang tak terbatas. Ia bisa merenggut segalanya dari kita secara tiba-tiba. Dan jika standar rasa nikmat kita tidakĀ tinggi, kita tidak akan begitu kecewa saat kehidupan sedang tidak baik.

Seperti yang dikatakan seorang pemikir, "Orang kaya sesungguhnya adalah mereka yang merasa cukup dalam keadaan kekurangan, mereka yang tersenyum saat kelaparan, mereka yang menangis dalam keberlimpahan."

Mengajarkan nilai berharga dari pengorbanan

Berpuasa juga mengajarkan kita tentang nilai dari pengorbanan. Bukankah di akhir bulan Ramadan kita diwajibkan membayar zakat? Bukankah bagi mereka yang sudah tidak mampu berpuasa diwajibkan membayar fidyah?

Nilai dari sebuah pengorbanan tidak didapatkan oleh mereka yang memberi dengan terpaksa. Ia datang dari rasa ikhlas tanpa pamrih. Dan apa yang paling mengagumkan?

Secara paradoksal, semakin banyak kita melepas justru membuat kita semakin banyak menerima. Memang terdengar janggal, tapi hidup memang anomali.

Jika Anda ingin laba perusahaan Anda meningkat, Anda juga harus meningkatkan pengorbanan Anda, baik dari segi modal, pikiran, maupun produktivitas.

Jika Anda ingin mendapatkan kepuasan yang lebih besar terhadap sesuatu, Anda juga harus meningkatkan pengorbanan Anda untuk sesuatu yang dimaksud.

Jika Anda ingin lebih dihargai, Anda juga harus meningkatkan rasa menghargai Anda kepada orang lain.

Dan kemudian Anda bertanya kepada saya tentang kaitan hukum paradoks tadi dengan pemberian zakat. Saya hanya mengangkat bahu. Tapi, itulah jawabannya: saya tidak tahu.

Jaminan itu datang dari janji Allah. Jadi, biarkan hukum alam berjalan apa adanya. Bukankah kekuatan yang gaib lebih dikagumi?

Menarik diri dari kesibukan duniawi

Bulan Ramadan menyediakan waktu dan ruang yang lapang untuk tugas keagamaan. Sebagian besar dari kita akan rutin melaksanakan tilawah Al-Qur'an dan salat berjamaah. Tempat-tempat pusat keagamaan Islam kembali ramai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun