Lantunan Syair "Wate Ka Sahoe", Masih Menjadi Hiburan Sahur yang Tak Biasa di Aceh
Aceh merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki masyarakat mayoritas muslim. Dikenal dengan berbagai adat dan budaya yang berpedoman dengan nilai-nilai keislaman sejak zaman dulu. Meski sudah memasuki era modern, nilai-nilai keislaman di Aceh masih utuh dijaga baik oleh ulama maupun masyarakat.
Ramadan di Aceh memang beda. Hampir tidak ada warung makan yang dibuka selama bulan Ramadan. Masyarakat masih menghargai dalam menjaga toleransi antar sesama. Ketika sore tiba, banyak sekali masyarakat yang mulai berjualan menjajakan kue-kue untuk berbuka. Begitu pula di Masjid-masjid, banyak takjil gratis yang disediakan untuk berbuka orang-orang yang sedang dalam perjalanan.
Begitu pula ketika sahur, banyak hal yang menjadi tradisi unik di Aceh. Salah satunya adalah cara membangunkan sahur ala masyarakat Aceh yang tidak biasa. Jika di daerah lain kita sering melihat para pemuda berkeliling dan menabuh bedug untuk membangunkan sahur. Maka berbeda halnya dengan yang dilakukan oleh masyarakat Aceh.
Lirik Wate Ka Sahoe Masih Viral
Syair yang sempat viral pada tahun 2020 lalu dibawakan oleh Nisfun Nahar seorang selebgram asal Aceh berjudul "wate ka sahoe" masih viral hingga sekarang. Syair ini mempunyai arti dan tujuan agar ibu bapak semuanya segera bangun untuk mempersiapkan sahur.
Syair ini dilantunkan di Masjid dengan menggunakan irama dikee yaitu salawat nabi yang dibacakan dengan irama merdu. Kira-kira satu jam sebelum waktu imsak, para pemuda di setiap desa mulai membacakan syair ini di setiap Masjid yang ada. Syair ini dibacakan oleh sekelompok anak muda secara bersahutan agar suaranya terdengar jelas dan lantang. Tidak ada yang terganggu dengan lantunan syair ini, bahkan masyarakat Aceh sangat menikmati. Apalagi jika dilantunkan dengan suara yang merdu.
Tradisi Lama dan Baru
Pembacaan syair seperti ini memang masih baru. Dulu, cara masyarakat Aceh ketika membangunkan orang untuk sahur berbeda, yaitu dengan memukul tambo. Tambo ini sejenis bedug. Diposisikan jauh di bagian atas Masjid dengan posisi yang tinggi. Hal ini bertujuan agar masyarakat mendengar suara pukulan tambo meskipun rumahnya jauh dari Masjid.
Namun, karena perkembangan yang sudah modern. Tradisi pun mulai berubah. Kita sekarang melihat cara unik yang dipraktikkan oleh pemuda Aceh dalam membangunkan orang untuk sahur. Salah satunya dengan pembacaan syair tadi. Hal ini pun disambut baik oleh semua pihak yang ada di Aceh.
Maka jika ditanya apa hiburan sahur yang tak biasa untuk saya, iya inilah jawabannya. Mendengar lantunan syair dengan suara yang merdu masih menjadi hiburan sahur terbaik untuk saya. Apalagi jika dilanjutkan dengan pembacaan salawat. Nuansa islami dan rasa sejuk semakin menghiasi hati.
Lirik Syair Wate Ka Saho Beserta Artinya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya