Muhammad Zaki
Muhammad Zaki Mahasiswa

Saya adalah seorang penulis lepas yang senang berbagi cerita, pengalaman, dan pemikiran melalui tulisan. Dengan latar belakang pendidikan dalam bidang jurnalistik, saya telah mengeksplorasi berbagai topik mulai dari kisah inspiratif, opini tentang isu sosial dan politik, hingga ulasan tentang film dan buku. Minat: Saya tertarik pada beragam topik, namun terutama dalam hal kehidupan sehari-hari, kisah perjalanan, seni budaya, bahasa, pendidikan, teknologi Dll. Saya juga gemar menulis tentang pengembangan diri dan hal-hal yang dapat memberi inspirasi kepada pembaca. Pengalaman: Selain menulis untuk Kompasiana, saya juga telah berkontribusi dalam beberapa tulisan seperti penulisan essay dan artikel ilmiah di berbagai konferensi. Saya percaya bahwa tulisan-tulisan saya dapat memberikan sudut pandang yang berbeda dan memicu diskusi yang berarti di kalangan pembaca. Tujuan: Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat menginspirasi dan memberikan wawasan baru kepada pembaca. Saya ingin menjadi bagian dari komunitas penulis yang aktif berdiskusi dan saling mendukung di Kompasiana. Kontak: Jika Anda tertarik untuk berkolaborasi atau berdiskusi lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email mzaki011102@gmail.com atau melalui pesan pribadi di Kompasiana. Terima kasih telah mengunjungi profil saya!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mimpi Basah Saat Berpuasa, Apakah Batal?

21 Maret 2024   22:36 Diperbarui: 21 Maret 2024   22:39 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mimpi Basah Saat Berpuasa, Apakah Batal?
Mimpi Basah Saat Berpuasa, Apakah Batal?/dok. pri

Dalam praktik puasa, terdapat berbagai peristiwa yang dapat mempengaruhi kesucian puasa seseorang. Salah satu peristiwa yang seringkali menimbulkan pertanyaan adalah mimpi basah. Ketika seseorang yang sedang berpuasa mengalami mimpi yang menyebabkan keluarnya air mani secara tidak sengaja, hal ini seringkali memunculkan kekhawatiran apakah puasanya menjadi batal atau tidak.

Menurut pandangan ulama dalam tradisi Islam, mimpi basah tidak membatalkan puasa seseorang. Hal ini karena mimpi basah merupakan peristiwa yang terjadi di luar kendali individu dan tidak disengaja. Rasulullah Muhammad SAW bersabda, "Tidak ada dosa atas apa yang didatangkan oleh setan dalam mimpi manusia, maka hendaknya dia beristighfar dan jangan menceritakannya kepada orang lain" (HR. Bukhari dan Muslim).

Dari hadis ini, dapat disimpulkan bahwa mimpi basah yang terjadi tanpa disengaja tidak dianggap sebagai suatu dosa atau pelanggaran yang membatalkan puasa seseorang. Namun, seseorang yang mengalami mimpi basah disarankan untuk beristighfar (memohon ampun kepada Allah SWT) dan tidak menceritakan kejadian tersebut kepada orang lain.

Meskipun mimpi basah tidak membatalkan puasa, ada baiknya bagi individu yang mengalaminya untuk membersihkan diri secara seksual dan menjaga kebersihan tubuh mereka. Hal ini sebagai bentuk menjaga kesucian diri dan memperkuat ketaatan kepada ajaran agama.

Selain itu, penting bagi individu yang mengalami mimpi basah untuk menjaga hati dan pikiran mereka agar tetap terjaga dari pengaruh yang dapat memicu mimpi basah di masa depan. Memperbanyak ibadah, membaca Al-Qur'an, dan menjauhi hal-hal yang dapat memicu nafsu seksual adalah langkah-langkah yang dianjurkan untuk menjaga kesucian diri.

Dalam Islam, penting untuk memahami bahwa Allah SWT Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Kesalahan atau peristiwa yang terjadi di luar kendali individu tidak selalu dianggap sebagai dosa yang membatalkan ibadah. Namun, sebagai hamba yang taat, kita diharapkan untuk senantiasa memperbaiki diri, menjaga kesucian diri, dan bertawakal kepada-Nya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Dengan memahami hukum agama dan menjalani ibadah dengan penuh kesadaran, seseorang dapat menjalani puasa dengan tenang dan mendapatkan manfaat spiritual yang diinginkan. Mimpi basah, meskipun mungkin tidak diinginkan, tidak harus menjadi beban pikiran bagi individu yang sedang menjalani ibadah puasa. Yang terpenting adalah tetap menjaga kesucian hati dan menjalani ibadah dengan ikhlas dan penuh keberkahan.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun