Muhammad Zaki
Muhammad Zaki Mahasiswa

Saya adalah seorang penulis lepas yang senang berbagi cerita, pengalaman, dan pemikiran melalui tulisan. Dengan latar belakang pendidikan dalam bidang jurnalistik, saya telah mengeksplorasi berbagai topik mulai dari kisah inspiratif, opini tentang isu sosial dan politik, hingga ulasan tentang film dan buku. Minat: Saya tertarik pada beragam topik, namun terutama dalam hal kehidupan sehari-hari, kisah perjalanan, seni budaya, bahasa, pendidikan, teknologi Dll. Saya juga gemar menulis tentang pengembangan diri dan hal-hal yang dapat memberi inspirasi kepada pembaca. Pengalaman: Selain menulis untuk Kompasiana, saya juga telah berkontribusi dalam beberapa tulisan seperti penulisan essay dan artikel ilmiah di berbagai konferensi. Saya percaya bahwa tulisan-tulisan saya dapat memberikan sudut pandang yang berbeda dan memicu diskusi yang berarti di kalangan pembaca. Tujuan: Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat menginspirasi dan memberikan wawasan baru kepada pembaca. Saya ingin menjadi bagian dari komunitas penulis yang aktif berdiskusi dan saling mendukung di Kompasiana. Kontak: Jika Anda tertarik untuk berkolaborasi atau berdiskusi lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email mzaki011102@gmail.com atau melalui pesan pribadi di Kompasiana. Terima kasih telah mengunjungi profil saya!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mencium Suami / Istri Batalkan Puasa, Apakah Iya?

28 Maret 2024   16:44 Diperbarui: 28 Maret 2024   16:44 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencium Suami / Istri Batalkan Puasa, Apakah Iya?
Mencium Suami / Istri Batalkan Puasa, Apakah Iya? (dokpri)

Dalam kehidupan sehari-hari, keintiman antara suami dan istri merupakan bagian yang penting dari hubungan perkawinan. Namun, di bulan Ramadan ketika umat Islam menjalankan ibadah puasa, seringkali muncul pertanyaan mengenai apakah mencium suami atau istri dapat membatalkan puasa seseorang. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami perspektif hukum Islam mengenai hal ini.

Dalam Islam, puasa adalah salah satu dari lima rukun Islam yang diwajibkan bagi setiap Muslim dewasa yang sehat secara fisik dan mental, kecuali dalam keadaan tertentu yang membolehkan untuk tidak berpuasa, seperti sakit atau dalam perjalanan jauh. Selama bulan Ramadan, umat Islam menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas lain yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Pada dasarnya, mencium suami atau istri tidak membatalkan puasa seseorang. Hal ini karena mencium suami atau istri termasuk dalam aktivitas yang tidak mempengaruhi keadaan puasa seseorang secara fisik atau memberikan nutrisi kepada tubuh yang dapat membatalkan puasa. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam konteks ini.

Pertama, mencium suami atau istri harus dilakukan dengan penuh kehormatan dan menghindari tindakan yang dapat memicu gairah seksual atau mengarah pada hubungan intim. Dalam Islam, menjaga kehormatan dan kesucian adalah hal yang sangat penting, terutama saat menjalankan ibadah puasa.

Kedua, jika mencium suami atau istri menyebabkan seseorang sampai pada titik tergoda atau tergairah secara seksual, sehingga mengarah pada perbuatan yang dapat membatalkan puasa, maka hal tersebut harus dihindari. Dalam Islam, menjaga kemurnian niat dan menjauhi segala yang dapat membahayakan ketaatan agama adalah prinsip yang sangat penting.

Selanjutnya, penting untuk memahami bahwa hukum-hukum Islam tidak melarang hubungan suami istri selama bulan Ramadan, kecuali selama waktu yang telah ditetapkan sebelumnya, seperti saat menjalankan puasa sunnah, puasa Nadzar, atau puasa Qadha. Namun, saat menjalankan puasa wajib Ramadan, hubungan suami istri diperbolehkan setelah berbuka puasa sampai sebelum waktu imsak fajar.

Dalam menjalankan ibadah puasa, penting untuk memahami bahwa keberkahan bulan Ramadan tidak hanya terletak pada menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga pada pengendalian diri dan penghayatan nilai-nilai agama. Oleh karena itu, mencium suami atau istri tidak secara langsung membatalkan puasa, selama dilakukan dengan penuh kehormatan dan tidak mengarah pada pelanggaran terhadap nilai-nilai agama.

Dengan memahami hal ini, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa mereka dengan penuh kesadaran dan ketenangan, serta menjaga keberkahan dan kekhusyukan bulan Ramadan dengan menjalankan segala sesuatu sesuai dengan ajaran agama Islam.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun