Muhammad Zaki
Muhammad Zaki Mahasiswa

Saya adalah seorang penulis lepas yang senang berbagi cerita, pengalaman, dan pemikiran melalui tulisan. Dengan latar belakang pendidikan dalam bidang jurnalistik, saya telah mengeksplorasi berbagai topik mulai dari kisah inspiratif, opini tentang isu sosial dan politik, hingga ulasan tentang film dan buku. Minat: Saya tertarik pada beragam topik, namun terutama dalam hal kehidupan sehari-hari, kisah perjalanan, seni budaya, bahasa, pendidikan, teknologi Dll. Saya juga gemar menulis tentang pengembangan diri dan hal-hal yang dapat memberi inspirasi kepada pembaca. Pengalaman: Selain menulis untuk Kompasiana, saya juga telah berkontribusi dalam beberapa tulisan seperti penulisan essay dan artikel ilmiah di berbagai konferensi. Saya percaya bahwa tulisan-tulisan saya dapat memberikan sudut pandang yang berbeda dan memicu diskusi yang berarti di kalangan pembaca. Tujuan: Melalui tulisan-tulisan saya, saya berharap dapat menginspirasi dan memberikan wawasan baru kepada pembaca. Saya ingin menjadi bagian dari komunitas penulis yang aktif berdiskusi dan saling mendukung di Kompasiana. Kontak: Jika Anda tertarik untuk berkolaborasi atau berdiskusi lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email mzaki011102@gmail.com atau melalui pesan pribadi di Kompasiana. Terima kasih telah mengunjungi profil saya!

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Bukan Hanya Bukber yang Viral, Tapi Saber (Sahur Bersama)

31 Maret 2024   11:13 Diperbarui: 31 Maret 2024   11:18 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukan Hanya Bukber yang Viral, Tapi Saber (Sahur Bersama)
(sumber gambar: Freepik)

Dalam menyambut bulan suci Ramadan, tradisi buka bersama atau bukber telah lama menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat. Namun, di tengah semangat berbagi dan kebersamaan, muncul fenomena baru yang tak kalah meriah: Sahur Bersama atau SABER.SABER menjadi semakin populer di kalangan masyarakat, tidak hanya di kalangan teman-teman dekat, tetapi juga di lingkungan keluarga dan komunitas. Tradisi ini menjadi ajang berkumpulnya keluarga, sahabat, dan tetangga untuk bersahur bersama sebelum memulai puasa seharian.

Fenomena SABER tidak hanya menjadi momen untuk menikmati hidangan sahur bersama-sama, tetapi juga menjadi kesempatan untuk memperkuat tali silaturahmi antarwarga. Di tengah kesibukan masing-masing, momen SABER menjadi waktu yang tepat untuk berkumpul, bercerita, dan saling berbagi cerita serta pengalaman.

Salah satu alasan mengapa SABER semakin populer adalah karena kehangatan dan kebersamaan yang tercipta di antara pesertanya. Dibandingkan dengan bukber yang diadakan setelah berpuasa seharian, SABER memiliki nuansa yang lebih akrab dan santai karena dilakukan di awal waktu sahur, sebelum terik matahari menyapa.

Selain itu, SABER juga memberikan manfaat kesehatan bagi pesertanya. Sahur bersama-sama dianggap lebih menyehatkan karena memungkinkan untuk mengonsumsi makanan sahur yang lebih seimbang dan bergizi. Dengan berkumpul bersama, setiap orang juga dapat saling mengingatkan untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan dan minuman.

Tidak hanya itu, SABER juga menjadi momentum untuk meningkatkan keimanan dan ibadah. Dengan berbuka sahur bersama-sama, setiap orang dapat saling menguatkan dan mendorong untuk menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Suasana kebersamaan yang tercipta juga menjadi sarana untuk saling mengingatkan dan mendukung satu sama lain dalam menjalankan kewajiban agama.

Terkait dengan implementasi SABER, masyarakat kini semakin kreatif dalam mengadakan acara ini. Mulai dari mengadakan sahur bersama di rumah-rumah warga, masjid, hingga tempat-tempat umum seperti lapangan atau taman, semua menjadi pilihan yang populer. Beberapa komunitas juga mengadakan acara SABER dengan tema tertentu atau mengundang pembicara untuk memberikan ceramah agama yang memperkuat keimanan.

Dengan demikian, SABER bukan hanya menjadi alternatif bagi bukber, tetapi juga menjadi tradisi yang mampu memperkuat kebersamaan dan keimanan di tengah masyarakat. Semangat berbagi, kebersamaan, dan kedekatan yang tercipta di momen SABER tidak hanya meningkatkan rasa persaudaraan, tetapi juga memperkaya pengalaman spiritual selama bulan Ramadan.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun