Filosofi Ketupat
Ketupat merupakan makanan yang biasanya disajikan saat Hari Raya Idhul Fitri. Masyarakat Indonesia khususnya Jawa, mengenal adanya Bakdo Kupat yang berarti Hari Raya Ketupat. Tradisi kupatan ini pertama kali dikenalkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. Tradisi kupatan ini biasanya jatuh pada tanggal 8 Syawal.
Ketupat atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan nama kupat, memiliki arti filosofi yaitu ngaku lepat, artinya mengakui kesalahan.
Ketupat terbuat dari daun kelapa, masyarakat Jawa biasanya menyebut dengan nama janur. Janur sendiri kata masyarakat Jawa berasal dari bahasa arab Ja'aa Nur yang artinya telah datang cahaya.
Dilansir dari situs web Nu Online, kupat memiliki arti ngaku papat yaitu mengakui empat tindakan.
Yang pertama, lebaran. Menandakan waktu puasa sudah usai.
Yang kedua, luberan. Yang berarti limpahan sedekah kepada kaum miskin berupa zakat fitrah atau zakat mal, saat menjelang hari raya idul Fitri.
Yang ketiga, leburan yang berarti menghapus dosa dengan saling memaafkan saat hari raya idul Fitri.
Yang keempat, laburan yang berasal dari kata labur atau kapur yang biasanya digunakan untuk pemutih dinding, maksudnya supaya manusia selalu menjaga kesucian lahir dan batin.
Selain itu ketupat juga digambarkan sebagai kesalahan manusia, hal itu bisa dilihat dari rumitnya membuat anyaman ketupat.
Wallahu 'alam.