RAMADAN

Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan yang Unik di Dusun Jobohan

21 Maret 2024   04:18 Diperbarui: 21 Maret 2024   04:30 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan yang Unik di Dusun Jobohan
Kegiatan Dzikir di Rumah Warga/dokpri

Dzikir keliling atau Ruwahan adalah praktik keagamaan yang dijalankan oleh umat Islam sebagai bentuk persiapan menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Bulan penuh berkah dan Rahmat ini, sering dianggap sebagai saat yang istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, di mana mereka berlomba-lomba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui ibadah, dzikir, dan beeramal saleh.


Di dusun Jobohan tepatnya di desa Bokoharjo kecamatan Prambanan kabupaten sleman ini. praktik dzikir keliling memiliki makna yang mendalam dan menjadi bagian integral dari tradisi keagamaan lokal. Dusun Jobohan menjadi saksi dari keragaman budaya dan praktik keagamaan yang unik, termasuk dalam menyambut bulan suci Ramadan. 

Dzikir keliling di dusun Jobohan, tidak hanya sekedar rutinitas ibadah, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, kebersyukuran, dan spiritualitas yang kuat di antara masyarakatnya. Tradisi ini melibatkan partisipasi aktif dari seluruh komunitas, dari yang muda hingga yang tua, yang menjadikannya sebagai momen yang istimewa dalam menyatukan umat Islam setempat.


Tradisi dzikir keliling ini seringkali dilakukan rutin setahun sekali menjelang bulan Ramadhan di malam-malam terakhir bulan Sya'ban, sebagai persiapan menyambut bulan Ramadan. Pada malam-malam tersebut, tradisi dzikir keliling ini melibatkan rumah warga setempat untuk digunakan tempat berkumpul bersama-sama secara bergantian demi melaksanakan dzikir dan menyampaikan doa kepada para leluhur yang telah meninggal. Selain sebagai sarana menyampaikan doa, dzikir keliling ini juga dijalankan sebagai bentuk permohonan ampunan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.


Kegiatan ini juga melibatkan acara kenduri yang diadakan oleh warga setempat sebagai ungkapan rasa syukur atas berkah rezeki dan keselamatan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam pelaksanaan tradisi ini, semua kalangan masyarakat ditempatkan pada posisi yang sama tidak mengenal status sosial ataupun kekayaan, baik sebagai penyelenggara tradisi maupun penyedia persembahan yang diberikan oleh Tuhan.


Dengan demikian, tradisi dzikir keliling yang ada di dusun Jobohan, Bokoharjo, Prambanan, ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas budaya dan spiritualitas masyarakat setempat. Melalui tradisi ini, umat Islam di dusun Jobohan bisa mempersiapkan diri secara penuh untuk menyambut datangnya bulan Ramadan dengan penuh keceriaan dan keberkahan.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun