Muhsin Nuralim
Muhsin Nuralim Mahasiswa

Menulis untuk belajar memahami perspektif lain dan menghargai keberagaman

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mengasah Skill "Mindfulness: Seni Menggengam Waktu"

15 April 2021   06:30 Diperbarui: 15 April 2021   07:05 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengasah Skill "Mindfulness: Seni Menggengam Waktu"
Photo by Kelvin Valerio from Pexels.com

Dengan memahami konsep dari mindfulness, kita bisa terapkan di mana dan kapan saja. Misal saja, saat ini kita kan sedang puasa, artinya dengan menyadari bahwa kita sedang berpuasa kita akan lebih aware (sadar) pada apa-apa yang kita lakukan. Atau kalo kita lagi nonton YouTube, yaudah fokus aja kita sedang dalam fase hiburan, tapi jangan kebablasan, ya, itu mah sama aja dong nggak latihan mindfulness.

Jika kita bawa konsep mindfulness pada term islam, mungkin itu bisa kita sebut sebagai 'khusyuk'. Bayangkan konsep ini sebenarnya tuh jauh-jauh udah dikasih contoh oleh Rasulullah SAW. Mana buktinya?

Aelah masa nggak sadar sih? Kita sebagai umat muslim selalu dituntut untuk sholat lima waktu (minimal yang wajib), terus belum lagi kalo kita melakukan sholat-sholat sunnah seperti tahajjud, dhuha, rowatib, dan sebagainya.

Tapi sadar nggak? Berapa kali kita menyadari bahwa kita itu sedang sholat. Kita sedang melakukan ibadah. Kita sedang menghadap Allah SWT, berdiaolog dalam lantunan doa dan gerakan-gerakan kita. Sering banget kita luput untuk hadir pada momen itu, not being in the present.

Suka ada humor "kalo kita lupa menyimpan barang, kunci misalnya, yaudah sholat aja!" Artinya apa ke-khusyuk-an kita jarang hadir dalam sholat. Kita sering memikirkan hal-hal yang menurut kita itu penting. Bukan nggak boleh juga sih mikirin banyak hal, asalkan jangan sampai kepikiran terus dan nggak dikerjain aja.

Nah, konsep mindfulness bisa kita terapkan dalam situasi dan kondisi apapun. Caranya cukup sadari dan hargai atas waktu saat ini, waktu yang kita punya (the present). Sangat sederhana memang, tapi aplikasinya menuntut banyak latihan.

Sehingga dengan bertambahnya skill untuk mental kita, semoga buah dari Ramadhan tahun ini tidak hanya menyehatkan jasmani-rohani saja, melainkan pikiran dan mental kita ikut sehat berkat keterampilan mindfulness yang telah atau sedang kita kembangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun