Muis Sunarya
Muis Sunarya Lainnya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Membaca Surat "Orang yang Berselimut", Memaknai Semangat Kebangkitan Nasional

21 Mei 2020   01:03 Diperbarui: 21 Mei 2020   01:17 2332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca Surat "Orang yang Berselimut", Memaknai Semangat Kebangkitan Nasional
kompas.com (sumber foto: kemdikbud)

Secara sederhana, kebahagiaan itu akan dirasakan bagi orang yang berpuasa setelah menahan diri untuk tidak makan, tidak minum, tidak berhubungan seks, dan hal-hal yang membatalkan (puasa) seharian penuh, sampai waktu yang telah ditentukan yaitu datangnya waktu magrib (terbenam matahari) saat berbuka puasa.

Dengan berpuasa, maka orang yang berpuasa dilatih untuk menunda kenikmatan dan kebahagiaan sesaat dan sementara untuk menggapai kenikmatan dan kebahagiaan yang lebih tinggi dan hakiki di masa depan dalam jangka panjang. 

Yang secara sederhana, kebahagaian itu akan dirasakan oleh orang yang berpuasa saat merayakan lebaran sebentar lagi tiba, setelah selama ini berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun