Kolak Pisang, Kudapan Khas Ramadan
"Zur ghibban tajdad hubban," kata peribahasa Arab. Jarang bertemu, maka bisa makin rindu dan makin sayangnya.
Semakin jarang ketemu, biasanya semakin menggebu kangennya. Sebaliknya, kalau sering ketemu, mungkin apanya yang dirindu?
Begitu juga setiap kali bulan Ramadan menyambangi umat Islam, ada salah satu kudapan yang khas dan spesial yang hanya ada saat Ramadan. Di luar bulan Ramadan bisa jadi ada, tapi jarang dan sulit ditemukan. Makanya, wajar jika selalu dirindukan.
Kudapan khas Ramadan itu bernama kolak pisang. Kudapan tradisional nusantara dengan cita rasa manis dan gurih ini hampir disukai semua kalangan, terutama menemani orang yang berpuasa kala berbuka.
Berbuka puasa itu dianjurkan oleh Nabi dengan makanan yang manis-manis. Kolak pisang adalah salah satu kudapan atau makanan yang terbilang tepat untuk berbuka puasa, karena cita rasanya yang manis sebagai suplemen energi setelah seharian perut kosong.
Penamaan kudapan ini dengan kolak, syahdan ada ceritanya. Ada yang bilang kata "kolak" berasal dari kata Bahasa Arab, "kul laka" yang artinya 'makanlah untukmu". Ada juga yang bilang beradal dari kata "khalik" (bahasan Arab juga) berarti pencipta yaitu Tuhan. Biar orang yang berpuasa selalu ingat Tuhan Yang Maha Pencipta.
Selain rasanya yang enak dan maknyus, kolak pisang ini berkaitan dengan bahan-bahannya mudah didapat dan cara bikinnya (masaknya) juga gampang.
Bahan kolak pisan, tentu saja yang paling pokok adalah pisang. Biasanya pisang untuk kolak adalah pisang kepok, pisang tanduk, atau pisang uli. Bahan lainnya adalah gula aren, santan kelapa, dan daun pandan. Rebuslah senarai bahan kolak pisang itu.
Sekarang kolak pisang dibikin variatif dengan menambahkan bahan-bahan lain, seperti ubi, singkong, kolang-kaling, nangka, dan lain-lain.
Walaupun dibikin bagaimanapun itu kolak pisang, dengan modifikasi dan berbagai macam campurannya pun, tetap nama asli yang sudah populer adalah kolak pisang sebagai "selebritas" kudapan khas di bulan suci Ramadan.
Kudapan yang kerap dan setia menemani orang yang berpuasa ketika menikmati berbuka puasa. Mencairlah rindu yang membeku. Demikian, semoga tetap sehat dan kuat lahir-batin dalam berpuasa Ramadan, bagi yang menunaikan. Tabik. []