Muis Sunarya
Muis Sunarya Lainnya

filsafat, agama, dan budaya

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ayat Puasa Ramadan dan Sikap Toleransi

28 April 2021   22:17 Diperbarui: 28 April 2021   22:45 2202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayat Puasa Ramadan dan Sikap Toleransi
Ilustrasi Kitab Suci Al-Quran (TRIBUNNEWS.COM)

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Q.S Al-Baqarah [2]: 183)

Islam adalah agama toleransi (al-din al-tasammuh). Islam mengajarkan umatnya untuk bersikap dan menghargai toleransi. 

Tidak sedikit ayat Al-Quran dan hadis Rasul menekankan sikap toleransi ini. Salah satunya adalah ayat tentang puasa Ramadan yang paling saya ingat, hafal banget, dan juga sering diucapkan oleh para pengkhotbah atau penceramah saat-saat bulan Ramadan.

Ayat itu tercantum dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 183. Berikut bunyi teks lengkap ayatnya:

"Yaa ayyuhal ladziina aamanuu kutiba 'alaikumus shiyaama kamaa kutiba 'alal ladzina min qoblikum la'allakum tattaquun."

Artinya, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Q.S Al-Baqarah [2]: 183).

Merujuk pendapat para ahli tafsir bahwa berpuasa tidak saja diperintahkan kepada umat Islam, tetapi pernah juga diperintahkan kepada umat-umat sebelum umat Islam di masa lampau, meskipun bentuk puasanya mungkin berlainan.

Hal seperti ini, sekali lagi, menegaskan adanya implikasi bahwa ajaran Islam, di antaranya ibadah puasa, merupakan kelanjutan dari para Nabi sebelum Nabi Muhammad.

Bahkan, dalam salah satu hadis, hubungan Nabi Muhammad itu dengan para Nabi sebelumnya dianalogikan dengan sebuah bangunan yang indah. Namun, sayang ada satu sisi atau bagian (labinah) dari rumah itu yang belum rampung.

Kenapa bisa begitu? Nabi Muhammad sendiri yang menjawabnya, "Ana al-labinah wa ana khatamun nabiyyin." Artinya, "Akulah labinah (bagian) itu dan akulah penutup para Nabi." (Riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun