THR Kompasiana: Berdebar Menulis Saat Injury Time, Walhasil Bela-belain Sahirul Layal
Akibatnya, tidak sedikit tulisan saya yang masih banyak tipo karena kurang teliti dan keburu harus tayang menghindari waktu yang telah ditentukan dan melewati batasnya untuk hari itu. Sementara tulisan saya buru-buru sudah dikunci, dan tidak bisa lagi diedit.
Belajar konsistensi dalam menulis.@kompasiana #THRKompasiana— muis sunarya (@Muis5un4rya) May 8, 2021
Event THR Kompasiana ini pun mengajarkan saya benar-benar harus selalu istikamah atau konsitensi dalam aktivitas menulis saya khususnya. Tentu konsistensi yang tetap dan mestinya memertimbangkan kualitas menulis. Bukan asal konsistensi.
Jujur lewat THR Kompasiana ini, saya belajar konsistensi dalam aktivitas saya menulis. Dan mudah-mudahan ini tidak saja terbatas selama mengikuti event ini, tetapi setelah usai Ramadan dan event ini pun, konsistensi menulis saya, akan tetap terawat.
Bukankah Ramadan itu adalah momen latihan untuk tetap merawat kebiasaan-kebiasaan baik yang dilakukan selama sebulan penuh ini untuk 11 bulan selanjutnya di luar bulan Ramadan.
Walhasil bisa menulis minimal satu artikel tiap hari.@kompasiana #THRKompasiana— muis sunarya (@Muis5un4rya) May 8, 2021
Saya sebenarnya percaya bahwa siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil, man jadda wa jadda. Dan siapa yang tetap konsisten melakukannya, maka setidaknya mampu merealisasikan keinginan dan tekadnya, ma sara 'alad darbi wa shala.
Buktinya, saya ternyata bisa kok menulis satu artikel tiap hari saat THR Kompasiana ini. Jadi memang yang penting itu niat. Seperti juga berpuasa Ramadan, kita mampu menahan makan dan minum seharian sampai batas yang telah ditentukan yaitu waktu magrib. Itu karena ada niat yang kuat.
Hatta, bela-belain sahirul layal (begadang) saban malam. 🤭😊@kompasiana #THRKompasiana— muis sunarya (@Muis5un4rya) May 8, 2021
Untuk sampai berhasil memang perlu perjuangan dan pengorbanan. Seperti juga saking tekad dan niat saya kuat untuk tetap mengikuti THR Kompasiana ini, hatta bela-belain sahirul layal atau begadang saban malam untuk bisa menayangkan tulisan demi sebuah niat menebar dan meraih kebaikan.
“Man thalabal ’ula sahiral layali. Siapa yang ingin mendapatkan kemuliaan maka bekerjalah sampai larut malam.” (peribahasa Arab).