Muksin
Muksin Mahasiswa

Hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Tradisi Manis di Bulan Ramadan yaitu Kolak

7 April 2024   10:01 Diperbarui: 7 April 2024   10:09 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Manis di Bulan Ramadan yaitu Kolak
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Di bulan Ramadan, sebuah tradisi manis menyambut umat Muslim di seluruh dunia: kolak. Kolak, hidangan penutup khas Indonesia, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sajian berbuka puasa dan hidangan lebaran. Dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti pisang, ubi, dan biji salak yang direbus dalam santan dan gula merah, kolak menawarkan rasa manis yang lezat dan menyegarkan. Namun, kolak bukan sekadar hidangan penutup; ia juga menjadi simbol kedekatan keluarga, persatuan, dan kebaikan hati.

Di sepanjang bulan Ramadan, kolak menjadi hidangan favorit yang dinikmati oleh umat Muslim di Indonesia dan sekitarnya. Dalam tradisi budaya Indonesia, kolak sering kali disiapkan oleh ibu-ibu di rumah sebagai bagian dari persiapan berbuka puasa. Proses memasak kolak tidaklah sulit, tetapi memerlukan kesabaran dan perhatian terhadap detail. Pisang, ubi, dan biji salak dipotong-potong dan direbus dalam campuran santan yang kental dengan tambahan gula merah untuk memberikan cita rasa manis yang khas.

Selain menjadi hidangan yang menyegarkan dan mengenyangkan setelah seharian menahan lapar dan haus, kolak juga memiliki makna yang lebih dalam dalam konteks budaya dan tradisi Ramadan. Kolak menciptakan momen kebersamaan di meja makan, di mana keluarga dan teman-teman berkumpul untuk berbuka puasa bersama-sama. Suasana hangat dan penuh kasih di sekitar meja makan memperkuat ikatan keluarga dan memupuk rasa saling pengertian dan toleransi di antara sesama umat Muslim.

Tidak hanya menjadi hidangan untuk berbuka puasa, kolak juga sering kali disajikan sebagai bagian dari hidangan lebaran. Ketika hari raya Idul Fitri tiba, kolak menjadi hidangan yang tak terpisahkan dari perayaan, bersama dengan makanan-makanan khas lainnya seperti ketupat, opor ayam, dan rendang. Kehadiran kolak di meja makan saat lebaran tidak hanya menjadi simbol kelezatan dan kemakmuran, tetapi juga mengingatkan umat Muslim akan pentingnya berbagi kebahagiaan dengan sesama.

Namun, lebih dari sekadar hidangan penutup, kolak juga mengajarkan nilai-nilai kebaikan dan belas kasihan yang mendasar dalam agama Islam. Dalam hadis-hadis yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, pentingnya memberikan makanan kepada orang-orang yang kelaparan dan membutuhkan menjadi bagian integral dari ibadah Ramadan. Kolak, dengan sifatnya yang mudah disiapkan dan murah, menjadi cara yang ideal untuk memenuhi kewajiban tersebut.

Dengan demikian, kolak bukan hanya tentang rasa manisnya yang lezat, tetapi juga tentang makna yang lebih dalam dalam konteks Ramadan. Ia mengingatkan umat Muslim akan nilai-nilai persatuan, kebersamaan, dan kebaikan hati yang harus dijunjung tinggi dalam menjalani ibadah puasa. Di balik setiap suapannya yang nikmat, terdapat cerita tentang kasih sayang, kedermawanan, dan kebaikan hati yang menjadi landasan dari tradisi Ramadan itu sendiri.

Nah jadi kolak itu pasti ada disetiap  bulan Ramadan, kalian juga pasti pernah berbuka puasa dengan kolak

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun