musa abdurrahman hilal
musa abdurrahman hilal Lainnya

Hidup itu ketika kalian bernapas

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Lika-Liku Ramadhan: Tadarus di Masjid Dapat Jaburan, Budaya yang Perlu Dilestarikan!

21 Maret 2024   11:53 Diperbarui: 21 Maret 2024   12:04 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lika-Liku Ramadhan: Tadarus di Masjid Dapat Jaburan, Budaya yang Perlu Dilestarikan!
Sumber : surakarta.go.id

Disini Allah memerintahkan hamba-Nya untuk bersedakah, Nah anjuran untuk bersedekah saat Ramadhan dijelaskan pada hadist yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi yang artinya: "Sedekah paling utama adalah sedekah di bulan Ramadan."

Jika beberapa kalangan ada yang melarangnya, maka kalangan tersebut kurang memahami esensi dari jaburan, karena jaburan adalah bersedakah makanan yang dikemas dalam tradisi jawa tanpa mengurangi keutamaan bersedekah itu sendiri.

Ada salah satu qoidah fiqh yang artinya: Adat/tradisi dapat dijadikan untuk menetapkan hukum syari'at. Sehingga jaburan tidak bisa dikatakan dilarang karena jaburan adalah budaya lokal yang tidak melanggar syari'at yang justru memiliki keutamaan sosial yang banyak.

Budaya jaburan ini sudah seharusnya dilestarikan karena memiliki banyak sekali keutamaannya, dan sangat bermanfaat bagi Masyarakat. 

Mulai dari keutamaan menurut sudut pandang agama yakni bersedekah dan menggembirakan orang lain. Dari sudut pandang sosial jaburan mampu merekatkan hubungan antar tetangga dengan berkumpul Bersama. Dari sudut pandang Pendidikan mampu mengedukasi anak-anak untuka aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan di masjid.

Kemungkinan lunturnya budaya jaburan sangat sedikit, mengingat budaya jaburan ini sudah ada sejak lama, dan selalu bertransformasi mengikuti perkembangan zaman, yang dulunya jaburan dimasak sendiri lalu dimakan Bersama-sama di nampan besar hingga kini yang kebanyakan orang memilih untuk praktis dengan membeli makanan tersebut dan dibagikan satu persatu tanpa nampan yang besar.

Tinggal bagaimana Masyarakat bisa tetap menjaga tradisi tadarusan yang didorong dengan tradisi jaburan. 

Pasalnya dikota sudah sedikit sekali masjid yang mengadakan tadarusan dan jaburan. Hanya dimasjid-masjid tertentu dan yang berada didesa dan pinggiran kota saja yang mengadakan tadarus dan jaburan. Di beberapa tempat pembagian jaburan sudah dialihkan setelah tarawih dan setelah maghrib, yang akhirnya tadarusan menghilang secara perlahan.

Ada banyak sekali budaya dan tradisi di Indonesia saat bulan Ramadhan, sudah menjadi keharusan untuk melestarikannya, karena budaya dan kearifan lokal tersebutlah yang mejadikan Ramadhan lebih bermakna.

  Jika zaman selalu berkembang, maka budaya juga harus bisa bertransformasi tanpa mengurangi esendi budaya itu sendiri. Salah satunya jaburan yang selalu eksis disetiap Ramadhan, budaya ini mampu bertransfomasi setiap tahunnya. 

Terakhir, melestarikan tradisi jaburan adalah salah satu cara untuk menjaga kerukunan masyarakat dan memperbanyak amalan di bulan suci Ramadhan yang dikemas menjadi sebuah budaya. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun