musa abdurrahman hilal
musa abdurrahman hilal Lainnya

Hidup itu ketika kalian bernapas

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bulan Ramadhan Ikut Ngaji Kilatan Di Pesantren: Ngaji Tidak Selalu dengan Al-Qur'an

23 Maret 2024   10:55 Diperbarui: 23 Maret 2024   11:00 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulan Ramadhan Ikut Ngaji Kilatan Di Pesantren: Ngaji Tidak Selalu dengan Al-Qur'an
Sumber: jawapos.com

Sedangkan membaca Al-qur'an juga dihukumi ibadah yang bersifat wajib, sehingga keduanya tidak bisa dibandingkan, karena dua-duanya adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dan mengandung pahala.

Berbeda lagi ketika pertanyaannya diubah menjadi "lebih utama menuntut ilmu atau ibadah sunnah?"

Jelas yang lebih utama ketika dua-duanya mampu dijalankan. Akan tetapi bagaimana jika memang benar-benar tidak memiliki waktu? Mana yang lebih utama?

Dalam Majmu' karya Imam An-nawawi terdapat hadist yang diriwayatkan oleh Imam ibn majah yang artinya: "satu orang faqih lebih ditakuti setan ketimbang seribu ahli ibadah"

Dari hadist tersebut Imam An-nawawi menyimpulkan bahwa menuntut ilmu lebih utama ketimbang ibadah sunnah. Dalil lain yang menguatkan ditinjau dari segi kemanfaatannya, ilmu bisa bermanfaat terhadap orang banyak baik pemiliknya ataupun orang lain, sedangkan ibadah sunnah hanya bermanfaat bagi yang menjalankan saja.

Dalil ini juga yang menjadi alasan mengapa kebanyakan pondok pesantren lebih memfokuskan santrinya untuk ngaji kitab kuning dari pada beribadah sunnah saat bulan suci Ramadhan.

Akan tetapi pondok pesantren tidak serta merta meninggalkan perkara-perkara sunnah saat bulan Ramadhan, mereka juga tetap melaksanakan ibadah yang bersifat sunnah seperti sholat malam, sholat dhuha, dan yang lain sebagainya.

Secara keseluruhan kegiatan pesantren saat Ramadhan sudah dimulai sebelum sahur, banyak santri yang sholat malam. Setelah sholat subuh, ngaji kitab baru dimulai, biasanya akan ada jeda antara waktu dhuha hingga waktu dzuhur untuk beristirahat ataupun melaksanakan sholat dhuha dan ibadah lainnya.

Ba'da dzuhur ngaji kitab kuning dilanjut hingga menjelang ashar, akan ada jeda waktu ashar dan dilanjut lagi setelah sholat ashar hingga menjelang maghrib. Setelah maghrib diisi lagi dengan ngaji kitab hingga isya'. Setelah tarawih tetap dilanjut dengan ngaji kitab kuning.

Para santri akan melakukan kegiatan lain disela-sela pengajian kitab, sehingga selain mendapat ilmu keagamaan santri juga dilatih untuk mampu mengatur waktunya dalam 24 jam.

Ngaji kilatan di pesantren termasuk tradisi yang perlu dijaga kelestariannya, karena seiring berkembangnya zaman makin banyak aliran yang berasal dari luar yang bersifat radikal mulai masuk di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun