WFL Sekaligus Olahraga Bakar Kalori dengan Jalan Kaki Tipis-tipis
Mungkin sebagian dari kita bosan dengan WFH, di tempat yang itu-itu saja. Alhasil, kita terus mendekam di kamar seharian penuh. Karena di rumah terus, ada yang sampai tidak bisa olahraga saking malesnya. Saya punya solusi alternatif, kenapa tidak ambil WFL saja?
WFL adalah Work From Library, cara ini bisa mengusir rasa bosan ketika harus di rumah saja. Biarpun WFL, tetap harus berfaedah dan sekaligus buat ajang olahraga maka jalan kaki pilihannya. Ini bukan berarti jalan kaki dari rumah ke perpustakaan, yah! Lihat-lihat dulu lokasi rumah dan domisilimu ke perpustakaan.
Kalau saya memilih jalan kaki ke stasiun, sambung krl, ganti Transjakarta, lanjut ojek daring. Tapi jangan lupa selalu memakai masker dan hand sanitizer dari rumah.
Saya memilih perpustakaan nasional di dekat Monas karena tempat itu adalah tempat favorit saya sejak dulu. Saya suka dengan pemandangan di lantai 24 atau lantai tertinggi dari gedung. Kita bisa melihat monas dari dekat, se-dekat hatiku ke kamu.
Tapi perlu diingat, selama masa pandemi pengunjung dibatasi hanya 2000 orang saja perhari. Dan kita harus registrasi daring dulu sebelum tiba di sana. Siapa cepat booking, dia yang dapat. Jika sudah mengantongi kode QR atau daftar hadir, baru deh ke Perpusnas mau jam berapa saja bisa asal tidak lebih dari pukul 14.30 sore. Tidak seperti di hari biasa yang tutup pada pukul 16.00, di hari Ramadan memang lebih diperpendek jadwal kunjungannya.
Di lantai 24 ini tersedia kursi dan colokan listrik. Dengan pemandangan kaca tembus pandang, kita bisa kerja sambil sekali-kali baca koleksi buku. Tak hanya itu, saya juga menyempatkan hunting foto biar bisa jadi kenangan padahal stok foto Perpusnas sudah menumpuk. Saya memilih WFL ketika kerjaan tidak begitu padat, kalau padat mending WFH saja biar tidak boros waktu. Beruntung hari ini tidak sedang banyak tugas.
Nah, saya kaget, begitu pulang malam hari (saya berbuka puasa di luar karena pekerjaan yang belum selesai), total langkah kaki saya mencapai 8.000-an dengan total 5,72 Km. Kalori yang terbakar sampai ratusan. Wah saya sudah kurus, tambah kurus dong, tapi tak apalah selama kalori jahat sisa makan-makanan berlemak dan berminyak habis dikuras oleh olahraga ringan jalan kaki.
Jalan kaki memang hobi saya terutama jika sebuah kota menyediakan jalur jalan kaki yang ramah bagi si pejalan. Menurutku sih, di Jakarta sudah cukup bagus untuk trotoar bagi pejalan kaki, jadi bisa nambah semangat jalan kakinya, asal siap-siap pakai sun block supaya kulit tidak gosong.
Nah, ingin tahu keseruan olahraga ringan saya, cek video singat berikut:
Oh yah, dengan jalan kaki berarti kita telah menyelamatkan bumi. Kita jadi hemat bahan bakar, bukan? Salam sehat dan salam hijau!