Muslifa Aseani
Muslifa Aseani Full Time Blogger

www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

[KOLOMDonasi] Tradisi Mudik Bareng Aplikasi Pedulilindungi

24 April 2022   18:37 Diperbarui: 24 April 2022   18:42 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[KOLOMDonasi] Tradisi Mudik Bareng Aplikasi Pedulilindungi
Edisi ngarep mudik, kalo ndak bisa ke Semarang, minimal ke Labuan Bajo. Eh - Olahan pribadi di Canva

Alhamdulillah. Rasa syukur, akhirnya banyak yang merantau kini berkesempatan mudik. Salah satu kebiasaan yang makin dikenal sebagai tradisi khusus yang bertalian dengan bulan Ramadan. Mudik dan berharap tinggi, berkumpul bersama keluarga di Hari Kemenangan, Iedul Fitri.

Seumur-umur, saya merasakan momen ini rasanya baru sekali. Dulu. Tahun 2009. Mudiknya dari kota Semarang ke Lombok. Kebetulan, libur lebaran tahun tersebut, keluarga kecil bos saya ingin ke Lombok dan bareng dengan trip mancing. Alhamdulillah, trip mudik kami bertiga (saya, suami dan putri sulung) lancar. Kamo berangkat awal. Masih sekitar dua pekan sebelum lebaran.

Setelah tahun 2009, sangat jarang saya melakukan mudik lebaran. Saya tidak mampu antisipasi terjebak macet, dengan resiko berada di 'lautan' manusia. Tapi, kalau mudiknya diongkosi pp, apalagi beneran ke Labuan Bajo, sepertinya saya akan berjuang mengatasi ketakmampuan tersebut. Hehehe

Ah ia, sesuai tiga tips mudik sederhana di video sosmed Instagram saya, ini alasan mendasar mengapa sebutkan tiga tips tersebut:


1. Instal aplikasi Pedulilindungi. Lebih baik mencegah daripada tertahan karena malas instal aplikasi ini kan? Bahkan, mungkin sebaiknya Anda tetap menyimpan berkas print out dari masing-masing sertifikat vaksin C-19. Maklum, meski semua daerah sudah dihimbau untuk mengingatkan setiap yang berperjalanan jauh instal aplikasi, kadang masih saja bertemu petugas yang meminta menunjukkan berkas fisik. Yang sabar ya.

2. Bawa bekal secukupnya saja. Meski mungkin nanti jadi agak repot, karena harus membeli ekstra pakaian selama mudik, rasanya membawa bekal yang praktis selalu disarankan di banyak tips mudik. Tentu pengecualian untuk yang memang sengaja banget membekal berkotak-kotak kardus berisi beragam oleh-oleh buat keluarga besar. Tips nomor dua ini, pasti di-skip :D

3. Bekal peta rest area dan pom bensin sepanjang jalur mudik. Nah, yang ini juga untuk yang mudik menggunakan kendaraan pribadi, baik motor atau mobil. Alhamdulillah, catatan dari mudik saya di tahun 2009, pemerintah kita termasuk cukup peduli dengan jemaah pemudik. Saat itu, saya kembali dari Lombok, dengan mobil kantor. Kami berenam, dengan putri saya sebagai penumpang termuda. Sepanjang jalur mudik di pulau Bali dan Jawa, lokasi-lokasi rest area sangat membantu. 

Tahun ini, semoga sebarannya merata sampai ke Indonesia timur ya. Misal, peta rest area yang sudah disosialisasikan jauh-jauh hari. Demikian juga dengan catatan dari peta lokasi pom bensin. Yang utama, tegas mengingatkan sopir, kalau mengantuk, WAJIB istirahat dulu.

Nah, demikian tips sederhananya. Semangat mudik. Utamakan selamat!! ^^

*Selong, 24 April 2022

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun