www.muslifaaseani.com | Tim Admin KOLOM | Tim Admin Rinjani Fans Club
Spot Religi Femes: Pameran 1000 Masjid Lombok di Islamic Center
Religius, megah, cantik, syahdu, adem, menenangkan, membanggakan. Buat saya, minimal itulah yang selalu saya rasakan, sekilat apapun jam kunjung saya ke Masjid Hubbul Wathan Islamic Center, Lombok, NTB. Untuk tahu detail mendasar dari salah satu spot wisata religi mainstream Lombok ini, saya pilihkan lima foto terbaru di post feed Instagram saya.
Simak ya.
Saya bilang terbaru, karena belum tentu angle foto terbaik. Writeless, mungkin tepatnya begitu. Akan jauh lebih sempurna, jika Anda datang berkunjung sendiri. Lalu temukan angle-angle terbaik versi Anda. Ah iya, jadi teringat ketika kami (saya dan suami) menemani Pak Rifki (Ketapels) yang kebetulan sedang hendak mendaki Gunung Rinjani. Dulu. Tahun 2017 kalau tidak salah ingat.
Beliau refleks mengucapkan kalimat kekaguman. "Subhanallah". Walau datang berkunjungnya pas maghrib. Kompleks Islamic Center hanya tampak dalam siraman lampu hias warna warni. Alhamdulillah, pas di momen Jumat, beliau sempat lakukan Jumat berjemaah.
Momen berkesan lainnya, saya baru saja usai melakukan liputan khusus wisata halal ke Gili Trawangan. Seorang turis lelaki, tampak sendirian naik di perahu penyeberangan publik. Biasanya, turis menaiki perahu berbeda. Singkat kata, kami mengobrol ringan. Ternyata, ia menazarkan harus sholat berjemaah di Islamic Center. Ia pekerja yang sibuk di Turki. Namun, keislamannya yang kental di darah Aljazairnya, membuatnya memastikan ada spot religi unik yang bisa ia kunjungi di Lombok. Ya itu, Islamic Center.
Seperti di caption post IG, ramadan tahun ini ternyata sebagian selasar kompleks IC menjadi media pameran infografis masjod-masjid mainstream lainnya di Lombok. Di antaranya, ada Masjid Gumantar, kampung adat di kabupaten Lombok Utara (KLU). ada juga Masjid Kuno Bayan Beleq, masih di KLU. Masjid Kotaraja, kampung halaman nenek moyang saya dari garis almarhum bapak, telah berusia seabad lebih. Masjid ini dibangun tahun 1890. Masih eksis dan dipakai rutin oleh warga desa Kotaraja, di kabupaten Lombok Timur (Lotim).