Jebakan Kognitif: Kenapa Banyak Pemudik Memaksakan Diri di Jalan?
Padahal faktanya, pemudik yang terjebak dalam kepadatan lalu lintas jumlahnya jauh lebih besar. Hal inilah yang luput dari perhatian mereka.
Terjadilah bias kognitif yang disebut sebagai survivorship bias.
Survivorship bias adalah kesalahan logika yang terjadi ketika kita hanya memperhatikan contoh-contoh sukses atau yang berhasil dan mengabaikan contoh-contoh yang gagal atau tidak berhasil. Hal ini dapat menyebabkan kita membuat kesimpulan yang salah tentang seberapa mudah atau sulitnya mencapai sukses atau hasil yang diinginkan.
Psychological Ownership
"Mobil sudah di tune-up, ban sudah diganti dengan yang baru. Tidak lupa sudah dipoles luar dan dalam. Di jalan harusnya nyaman dikendarai dan handal performanya", begitu gumam kita.
Kita sudah mengeluarkan biaya atau investasi (sunk cost) untuk mobil kita sebelum mudik. Hal ini menimbulkan apa yang disebut sebagai "psychological ownership". Dimana kita memiliki keterikatan pada suatu hal dikarenakan investasi - baik waktu, tenaga maupun biaya - yang telah dikeluarkan.
Hal tersebut menyebabkan kita cenderung memaksakan diri ketika mengemudi di jalan.
"Sayang nih udah keluar biaya banyak buat mobil kalo ga dimaksimalkan", gumam kita.
Jadilah ketika jalan tol padat, bahu jalan jadi sarana untuk ngebut. Marka jalan dilanggar, sisi jalan yang berlawanan nekat digunakan. Semuanya dilakukan agar "investasi" kita tidak rugi.
"Sunk cost" merujuk pada biaya atau investasi yang telah dikeluarkan dan tidak dapat dikembalikan lagi.
Dalam konteks bisnis atau keuangan, "sunk cost" dapat terjadi ketika sebuah perusahaan telah menghabiskan uang untuk proyek atau investasi tertentu dan kemudian menemukan bahwa itu tidak menguntungkan atau tidak sesuai harapan. Meskipun demikian, perusahaan tetap melanjutkan proyek tersebut karena sayang sudah terlanjur berinvestasi.
Overconfidence Trap
"Istirahatnya di rest area selanjutnya saja, saya yakin masih kuat kog", begitu gumam kita sambil menahan kantuk.
Himbauan agar istirahat 30 menit setelah 4 jam mengemudi sudah sering digaungkan. Namun, ukurannya bisa jadi berbeda-beda untuk setiap orang. Faktor-faktor seperti usia, kondisi kesehatan, kondisi jalan dan kendaraan dapat berpengaruh.