Tradisi Abid-abidan yang Dirindukan dan Kepungan Likuran yang Dinantikan
Kepungan itu sendiri adalah makan bersama dengan duduk melingkar mengepung makanan yang diletakkan di tengah-tengah. Kepungan ini juga mewarnai setiap momen perayaan. Baik perayaan agama, pesta atau tasyakuran juga ada pada acara duka (kematian).
Di kampung saya, Banjarwaru kabupaten Cilacap, likuran masih menjadi tradisi yang dilakukan hingga saat ini. Biasanya, pada malam likuran, Masjid-masjid atau Musala akan penuh jemaah, terutama anak-anak. Hal ini karena ada acara yang dinanti-nantikan yaitu kepungan. Kepungan yang diadakan di setiap acara mempunyai tata cara dan tujuan yang hampir sama tetapi pengadaan makanannya berbeda.
Khusus kepungan pada malam likuran ini, makanan berasal dari warga. Dalam satu RT sejumlah warga dibagi menjadi kelompok malam 21,23,25,27,29. Untuk kemudian ketika idulfitri yaitu pada malam idulfitri dan ketika hari H (sepulang salat ied). Masing-masing warga yang terjadwal akan membawa bakul, berisi nadi dan lauk pauk yang disusun di atas nasi menggunakan daun (saat ini daun sudah mulai digeser kertas nasi). Tentu saja kepungan ini diadakan di Musala dan Masjid-masjid karena kepungan ini memang ada dalam acara keagamaan.
Kepungan yang bersifat pribadi atau perorangan biasanya diadakan di rumah masing-masing orang yang punya hajat. acara tersebut meliputi acara tasyakuran dan berdoa dalam acara kematian. Kepungan tidak hanya makan bersama tetapi ada nilai-nilai kebersamaan, rasa syukur, serta ketaatan.
Salam
Mutia AH
Ruji, 20 Maret 2024