Berbagi Bukan karena Kita Mampu, tapi karena Kita Mau
Hakikat sedekah adalah ungkapan dari hati yang penuh kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama. Tindakan memberi tidak harus menunggu seseorang kaya raya terlebih dahulu. Makin banyak harta seseorang, makin tinggi juga standar dalam mengelola hartanya. Nyatanya, sifat tidak puas terhadap apa yang dimiliki, tidak akan pernah lepas dari manusia.
Bersedekah tidak perlu menunggu kaya, kenapa? Karena tidak semua sedekah harus dilakukan dengan materi dan nominal yang besar. Tidak adanya kekayaan secara materi bukanlah alasan untuk tidak berbagi. Bahkan dalam keterbatasan, seseorang masih dapat memberikan yang terbaik dari apa yang dimilikinya. Ketulusan dan keikhlasan dalam memberi adalah kunci utama dalam praktik sedekah.
Berbagi kepada seseorang bukan hanya karena memiliki kelebihan materi, tapi dilakukan karena memiliki niat yang tulus.
Ada seseorang yang menginspirasi saya, dia terkadang memberikan jatah buka puasanya untuk seorang pedagang keliling yang sering berhenti di depan asrama. Tanpa melihat lauk yang enak dalam kotak nasi, dia selalu memberikannya kepada pedagang itu.
Pernah suatu hari saya memergoki aksi mulianya, saya bertanya "kenapa jatah makan kamu dikasih ke orang lain? Kamu sendiri kan dalam kondisi lapar seharian." Tapi dengan tulus dia menjawab, "kita yang di asrama ini kalo mau makan ya tinggal makan aja. Beda dengan mereka yang harus kerja dalam keadaan lapar buat nyari sesuap nasi."
Berbagi tidak melulu tentang uang dan uang, berbagi bisa dalam bentuk apapun asal kita ikhlas memberikannya. Ini juga sebagai pengingat bahwa kebaikan tidak harus selalu besar dan megah. Bahkan tindakan sederhana seperti membagi makanan dapat memiliki dampak yang luar biasa dalam kehidupan orang lain.
Filosofi bersedekah melibatkan pemahaman behwa memberi kepada orang lain tidak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga memberikan kebahagiaan dan kepuasan spiritual bagi diri sendiri. ini mencerminkan nilai-nilai seperti kedermawanan, empati dan rasa solidaritas dalam memperbaiki kechaosan dunia.