Manusia dg keberagaman minat dan harap. Menjadi penulis adalah salah satunya. Salah duanya bikin film. Salah tiganya siaran lagi. Salah empatnya? Waduh abis dong nilainya kalo salahnya banyak hehe..
Masjid yang Dirindukan Masjid Nabawi
Ada tiga tempat yang diamanahkan oleh Rasulullah SAW untuk kita singgahi dalam hidup ini, yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsha. Diketiga masjid itu ada keutamaannya masing-masing. Dengan keterbatasan ilmu yang saya miliki, jelas saya bukan kapasitas saya untuk menjabarlannya. Teman-teman bisa cari di google atau tanya Ustadz aja ya!
Dari ketiga masjid tadi, yang sudah saya datangi adalah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, yaitu saat diundang Allah SWT untuk umroh. Keduanya punya kedudukannya sendiri. Keduanya pun sama-sama dirindukannya. Namun jika boleh sangat memilih satu saja yang dibahas, maka saya memilih Masjid Nabawi. Bukan tentang keluasannya. Bukan tentang kecanggihan payungnya. Bukan tentang wanginya yang khas. Tapi ada yang sangat jauh lebih istimewa dari itu semua. Di sanalah sejarah mulai diukir.
Melihat Masjid Nabawi baik dari gambar, video atau dengan mata kepala sendiri, rasanya seperti ada desiran di hati. Apalagi melihat kubah yang berwarna hijau. Itulah masjid awal tempat Rasulullah SAW sholat dan banyak menebar ilmu dari sana.
Bagi kita ummat akhir jaman yang nggak berkesempatan membersamai Rasulullah SAW di dunia, rasanya ketika melihat Masjid Nabawi itu seperti menapaki jejak langkah Rasulullah SAW. Rasanya ingin sekali membayangkan posisi Rasulullah SAW dulu, dimana Ia tinggal, dimana Ia beraktivitas, seperti apa malamnya dulu di Madinah, dan sebagainya. Yang sayangnya, sependek pengetahuan saya belum ada miniatur itu di pojokan Masjid Nabawi untuk kita bisa memvisualisasikannya.
Padahal jaman sudah jamannya virtual reality. Mungkin akan lebih ngena kalau di setiap sudut Masjid Nabawi ada spot virtual reality-nya. Jadi kita bisa sedikit mengintip bagaimana keadaan Masjid Nabawi saat Rasulullah SAW masih di sana. Dengan begitu, semakin terasalah kehadiran kita di sana seolah benar-benar berkunjung dan mendapati Rasulullah SAW menyambut kunjungan kita.
Ya Rasulullah, kami datang. Kami rindu dengamu. Akankah menginjakkan kaki di tanah yang pernah kau injak ini mampu sedikit melerai rindu kami, Ya Rasul? Sungguh kami ingin kembali dan berlama-lama di tempatmu, Duhai Rasulullah.