Nadia Fadhilah
Nadia Fadhilah Full Time Blogger

Tulisan lainnya dapat dilihat di https://nadiafadhilah.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Melaksanakan Perintah "Iqra" di Tengah Wabah Covid-19

13 Mei 2020   00:19 Diperbarui: 13 Mei 2020   00:39 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melaksanakan Perintah "Iqra" di Tengah Wabah Covid-19
Sumber: Pixabay.com

Masih ingatkah kisah ketika Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pertama kali mendapatkan wahyu? Jibril datang langsung kepada Rasulullah yang tengah menyendiri di Gua Hira. Pada saat menyampaikan wahyu, Jibril mengatakan "iqra" kepada Rasulullah yang ummi (tidak bisa membaca huruf). Jibrilpun akhirnya mengulang-ulang kata iqra dan menyampaikan wahyu pertama, yaitu Surah Al-Alaq ayat 1-5.

Jika kita perhatikan, sebenarnya Allah memiliki maksud khusus mengapa perintah pertama dalam Al-Qur'an adalah kata 'iqra' .

Dalam kamus Al Munawir, kata iqra' yang berasal dari qara'a memiliki makna yang beraneka ragam, antara lain qara'a -- qiraatan -- qur'anan memiliki makna waqtara'a, nathaqa bil maktuubi fiihi (membaca), bermakna thala'a (menelaah, mempelajari), atau bermakna jama'ahu (mengumpulkan) jika dilanjutkan dengan kata asysyaia.

Sedangkan, menurut Quraish Shihab, kata Iqra' diambil dari kata kerja qara'a yang pada mulanya berarti "menghimpun". Arti asal kata ini menunjukkan bahwa Iqra' tidaklah mengharuskan adanya teks tertulis yang dibaca. Karena kita bisa menemukan beraneka ragam arti dari kata tersebut, antara lain, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu, dan sebagainya, yang semuanya bisa dikembalikan kepada hakikat "menghimpun".

Saat ini, kita sedang diuji dengan Pandemi Covid-19, sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus corona dapat menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Penyebarannyapun sangat masif. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya jumlah korban yang terinfeksi virus tersebut di seluruh dunia

Jika kita perhatikan, pandemi ini dapat menjadi ajang kita untuk mengaplikasikan perintah "iqra" dalam Al-Qur'an, yaitu dengan menelaah, membaca, mendalami serta meneliti apapun yang berkaitan dengan pandemi. Dari kata "iqra", secara tidak langsung kita diajarkan untuk mempelajari dan memahami berbagai kondisi sulit. termasuk pandemi yang terjadi saat ini. 

Dalam hal pengaplikasian kata "iqra", kita dapat menjalankan perintah ini sesuai dengan peran yang kita miliki. Jika hari ini tenaga medis sedang berjuang untuk menyelamatkan korban, para peneliti berusaha mencari obat, dan pemerintah berusaha mencari solusi terbaik. Maka, tugas kita sebagai masyarakat adalah membantu untuk memutus rantai penyebaran virus dengan membatasi kegiatan di luar rumah dan tidak pulang ke kampung halaman.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga mengarahkan umatnya sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi. Seperti halnya ketika terjadi wabah penyakit pada zaman kenabian. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan untuk tidak memasuki daerah yang terjangkit wabah. Sebaliknya, bagi masyarakat yang menetap di daerah yang terjangkit wabah, mereka tidak diperbolehkan untuk keluar dari daerahnya :

"Tha'un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari daripadanya." (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).

Namun, perlu diingat, memutus rantai penyebaran virus bukan berarti memutus rasa kepedulian kita terhadap sesama. Kita perlu memahami, bahwa pandemic ini memberikan dampak dalam berbagai aspek, termasuk dalam masalah perekonomian. Maka, sebagai seorang muslim, jangan lupa untuk membantu saudara kita yang membutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun