Tuhan menciptakan dunia untuk anak muda ~ School in Ma'had Darul Arqam Muhammadiyah Garut
Merefleksikan Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah
"Tiga orang yang doanya tidak ditolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan doa orang yang terdzolimi." (HR. at Tirmidzi).
Bulan suci Ramadhan menjadi bulan dimana seluruh umat Islam menunggunya tiba. Bukan hanya satu atau dua tahun, tetapi di setiap tahunnya bulan Ramadhan menjadi bulan yang ditunggu-tunggu. Karena memang, bulan Ramadhan menjadi bulan yang sangat istimewa.
Banyak sekali keutamaan-keutamaan yang hanya ada di bulan suci Ramadhan, dan tidak ada di bulan-bulan yang lain. Selain keistimewaannya, mungkin juga suasananya yang di tunggu-tunggu.
Tetapi di saat yang sama, apakah Kawan-kawan pernah mempertanyakan, di bulan yang di tunggu-tunggu ini, apakah semua orang menjadikannya momentum untuk mengembangkan kualitas diri? Mungkin, mulai dari moral, spiritual, atau bahkan juga intelektual.
Jika Kawan-kawan tidak mempertanyakan itu kepada orang lain, setidaknya apakah Kawan-kawan pernah mempertanyakan itu kepada diri sendiri?
Jika Kita melihat realita yang ada, tidak sedikit seorang Muslim yang jauh dari itu semua. Banyak yang hanya istilahnya rebahan, bermain game, tanpa tahu batasan waktu. Lantas pada akhirnya, semua itu perlu terus dipertanyakan sebagai bentuk merefleksikan bulan suci Ramadhan itu sendiri. Tetapi mungkin akan lebih tepat lagi, semua itu perlu dipertanyakan sebagai bentuk merefleksikan kualitas diri, setelah melewati bulan yang suci ini.
Merefleksikan Diri Setelah Melewati Bulan yang Suci
Satu hal yang kiranya perlu dipertanyakan untuk merefleksikan diri. Sudah sejauh mana usaha Kita dalam meningkatkan kualitas diri di bulan yang suci ini? Satu hal itu kiranya perlu terus di pertanyakan. Satu hal itu yang perlu terus tertanam di dalam diri. Setidaknya, Kita mempertanyakan itu kepada diri sendiri.
Kita ambil contoh, seseorang memiliki satu goals untuk dicapai di bulan Ramadhan ini. Yaitu bisa mengkhatamkan Al-Qur'an dalam jangka waktu satu bulan. Goals ini Dia buat sebagai bentuk meningkatkan spiritual kepada Allah Swt.
Yang perlu dipertanyakan adalah, sudah sejauh mana usaha Dia untuk mencapai goals yang ingin dirinya capai. Apakah Dia selalu mengesampingkan semua kesibukannya untuk membaca Al-Qur'an? Apakah di setiap harinya Dia selalu berusaha membaca Al-Qur'an sebanyak mungkin? Itu yang perlu terus di pertanyakan. Seberapa besar usaha Kita untuk meningkatkan kualitas diri, sebagai bentuk pemanfaatan bulan yang suci ini.
Jika sekarang, setelah Kita melewati bulan Ramadhan tahun ini, pertanyaannya adalah seberapa besar hasil dari Kawan-kawan dalam halnya meningkatkan kualitas diri? Atau mungkin selama bulan Ramadhan, tidak ada yang Kawan-kawan capai sebagai bentuk langkah untuk meningkatkan kualitas diri?