Ramadhan Tak Tenang Apalagi Menjelang Lebaran
Setelah perkara pekerjaan, sekarang perkara menikah. Di umur yang telah menginjak 25 tahun, ternyata saya belum dapat memberikan menantu bagi kedua orang tua saya. Sebenarnya mereka tak pernah protes, namun tetap saja saat teman terdekat saya ada yang menikah, mereka memperlihatkan betapa mereka menginginkan hal itu pula.
Kisah asmara saya tak pernah berakhir mulus, terkadang didekati seseorang karena dia hanya penasaran saja. Terkadang juga dekat eh, cuman dimanfatkan saja, adakalanya pula saya menyukai seseorang namun mereka tak menyukai saya. Atau pernah juga sebaliknya, mereka suka saya, tapi saya tidak suka.
Namun terlepas dari suka atau tidak suka, kerap sekali saya bertemu dengan orang yang prinsip-prinsipnya bertentangan dengan saya, dan saya memilih untuk tak melanjutkan hubungan kami.
Meski menurut survey pernikahan sepuluh tahun terakhir di Indonesia menurun drastis, tampaknya hal ini tak akan berpengaruh pada pola pikir keluarga besar saya di kampung yang masih sangat tradisional. Bahkan setiap tahun di bulan Syawal ada pernikahan di tiga sampai lima rumah di kampung saya.
Semakin dekat rumah tentangga yang memiliki hajat dengan rumah saya, maka semakin kencang pula pertanyaan kapan menikah atau ledekan-ledekan untuk orang tua saya, kapan nih mantu? begitulah seterusnya tentunya pertanyaan ini akan dilontarkan tepat dihadapan saya.