Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com
Waktunya Menikmati 114 Menu dari Al-Qur'an
Dalam hal ini, telah banyak kita ketahui kisah tentang orang non-muslim yang awalnya ingin membuktikan bahwa Al-Qur'an hanyalah karangan Nabi Muhammad, namun akhirnya mendapatkan bayyinah yang tak terpatahkan. Kemudian orang tersebut akhirnya memeluk agama Islam karena telah menemukan kebenaran religius di dalam Al-Qur'an.
Justru sebenarnya di antara kita yang jarang menggali dan memikirkan Al-Qur'an. Yaitu, muslim yang pada umumnya telah memeluk Islam sejak lahir. Padahal, bagaimana pun Al-Qur'an, seorang muslim harus tetap dipahami untuk memperkuat iman, kepatuhan, dan ketaatannya pada agama Allah. Sehingga tidak berlaku menyimpang dari ajaran dan petunjuk Al-Qur'an.
Jika Al-Qur'an sudah dijadikan hudan dan bayyinah, maka selanjutnya Al-Qur'an akan menjadi Al Furqon bagi seorang muslim. Yaitu, sebagai pembeda antara yang baik dengan yang buruk, yang salah dengan yang benar, yang haram dengan yang halal, serta hukum-hukum lain yang berkenaan dengan kehidupan. Baik kehidupan yang berkaitan dengan dunia maupun akhirat.
Dengan menjadikan Al-Qur'an sebagai hudan, bayyinah, dan furqon, maka jiwa seseorang akan pelan-pelan hidup. Dan jiwa yang hidup itu hanya senantiasa mengagungkan Allah di atas segala-galanya.
Jika seorang muslim jiwanya hidup saat Ramadhan maka jiwa itu akan terus hidup hingga melampaui bulan suci. Sebagaimana bayi yang terlahir dalam fitrahnya, segala dosanya diampuni, dan mendapat keistimewaan didekatkan dengan surga dan hidup dalam kenikmatan ibadah yang terus-menerus.
Sungguh, bagi mereka yang bisa menikmati nyamannya beribadah, dia akan melakukan apapun untuk mempertahankannya. Karena kenikmatan beribadah itu kerap datang dan pergi sesuai gerak hati dan fluktuasi keadaan seseorang.
Jadikan Ramadhan Ini yang Terakhir
Sebagai motivasi maka perlu selalu mengingatkan diri bahwa belum tentu seorang muslim bisa mencapai Ramadhan yang akan datang. Bagaimana jika ini adalah Ramadhan terakhir kita?
Mau tidak mau kita pasti akan meningkatkan kesungguhan beribadah. Jika perlu dan bisa tanpa istirahat sedikitpun selama Ramadhan. Semuanya diisi dengan ibadah yang sungguh-sungguh. Sebagaimana seseorang diberi waktu sejenak untuk makan sepuasnya sebelum tiba ajalnya.
Semua dari kita sama sekali tak ada yang tahu kapan akan datangnya kematian. Maka di setiap kesempatan, kiai maupun ustadz selalu mengingatkan kita agar menjalankan ibadah di bulan suci dengan sungguh-sungguh. Karena belum tentu kita sampai akan menjalani ibadah yang sama di Ramadhan yang akan datang.
Satu sisi kita belum tentu mendapat umur untuk sampai pada Ramadhan selanjutnya, namun di sisi lain Allah memberi kesempatan untuk sepuasnya menikmati menu prasmanan-Nya di Ramadhan saat ini. Semua permohonan ampun akan dipenuhi, dosa-dosa akan diampuni, dan doa-doa akan diijabah sesuai kehendak-Nya jika dilakukan dengan sungguh-sungguh saat Ramadhan ini.