Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Konsultan

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Olahraga untuk Tingkatkan Aktivitas Ibadah Selama Ramadan

12 Maret 2024   17:36 Diperbarui: 12 Maret 2024   17:42 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga untuk Tingkatkan Aktivitas Ibadah Selama Ramadan
Olahraga ringan bisa menghilangkan rasa cepat lelah saat beribadah. (Dokumentasi pribadi)

Begitu terus selama waktu Riyadhoh 40 hari. Barang siapa bisa menjalankan Riyadhoh selama 40 hari itu, insya Allah akan mendapatkan keberkahan yang luar biasa dan akan menjalankan kebiasaan itu seterusnya. Dengan hanya mengharap keridhaan Allah, ibadah itu akan mendatangkan kebaikan bagi yang berhasil menjalankannya.

Ternyata semua aktivitas ibadah selama Ramadan benar-benar harus didukung dengan kesehatan fisik. Jika fisik lemah, hampir bisa dipastikan akan lemah juga menjalankan ibadah. Badan akan terasa lekas lelah ketika menjalani ibadah dan terbawa selalu ingin tidur atau rebahan saja.

Demikian yang saya rasakan. Alhamdulillah beberapa hari sebelum masuk Ramadan, saya menggiatkan diri untuk berolahraga. Olahraga ringan dan gratis. Yaitu, pemanasan sederhana, jalan sehat, dan pendinginan. Semua dalam waktu sekitar 45-60 menit.

Dengan rutinitas olahraga itu saya bisa merasakan kegiatan ibadah tidaklah berat. Berbeda dengan sebelum rutin berolah raga, mendirikan shalat 4 rakaat rasanya berat dan lelah sekali. Ternyata karena tubuh tidak pernah berolahraga dan mendapat beban sama sekali. Sehari-hari hanya beraktivitas ringan berdiri, berjalan, dan duduk saat bekerja. 

Ketika tubuh tidak pernah merasakan adanya beban gerakan, maka sedikit peningkatan aktivitas akan menyebabkan kelelahan. Rasa lelah itu juga mendatangkan rasa encok, pusing, dan nyeri di sekujur tubuh. Namun, jika tubuh sudah biasa berolahraga dan mendapatkan beban aktivitas, maka tambahan beban ibadah akan terasa mengasyikkan.

Jika di hari biasa olahraga dilakukan ketika pagi hari, pada Bulan Puasa olahraga bisa dipindah waktunya. Sebab, jika dilakukan pada pagi hari yang terjadi justru bisa membatalkan puasa karena lelah, haus dan lapar setelah berolahraga sementara waktu berbuka masih jauh. Selama puasa, olahraga bisa dilakukan di malam hari setelah Shalat Tarawih. 

Saya sudah merasakan betapa hasil olahraga ringan begitu mendukung kegiatan ibadah. Kelelahan yang biasanya datang ketika ibadah akan hilang jika badan biasa diolah dengan baik. Tahun ini semoga Riyadhoh 40 hari bisa dijalankan dengan baik dan berhasil. (nra)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun