Neli Amelia
Neli Amelia Administrasi

Samarinda

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Menahan Amarah, Perlukah?

26 Mei 2019   23:17 Diperbarui: 26 Mei 2019   23:32 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menahan Amarah, Perlukah?
Hellosehat.com

" Tidak ada sesuatu yang ditelan seorang hamba yang lebih utama di sisi Allah daripada menelan (menahan) amarah yang ditelannya karena mencari keridhaan Allah." (HR.Ahmad) 

Kita pasti pernah merasakan marah, dimanapun dan kapanpun saat munculnya marah itu kita terkadang terbawa emosi dan memang sifat alamiah yang terdapat di dalam diri manusia. Rasulullah shallallahu ' alaihi wa sallam pernah bersabda, " Aku ini hanya manusia biasa, aku bisa senang sebagaimana manusia senang, dan aku bisa marah sebagaimana manusia marah". 

Berkenaan dengan hal itu, sifat marah adalah hal yang harusnya dapat dikelola dengan bijak agar tidak gelap mata sehingga bisa melakukan atau mengucapkan perkataan yang buruk bagi diri sendiri dan agamanya. Oleh karena itu, di Bulan Ramadan kali ini adalah pemantapan dari bulan-bulan sebelumnya untuk dapat melatih dan memperkuat kesabaran agar kedepannya bisa meredam keinginan untuk marah. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberi petunjuk kepada orang yang sedang marah untuk melakukan hal-hal yang dapat meredam amarah, di antaranya: 

1. Berlindung kepada Allah Ta'ala dari godaan setan, memperkuat keimanan adalah kunci agar senantiasa menyebut nama Allah. 

2. Diam agar terhindar dari ucapan-ucapan buruk yang sering timbul ketika orang sedang marah.

3. Duduk atau berbaring, agar kemarahan tertahan dalam diri dan tidak sampai kepada orang lain. Bila perlu, berwudhu. 

Dan yang paling utama adalah usaha untuk mengendalikan diri ketika sedang marah, sebisa mungkin pikirkanlah  dampak yang akan terjadi sehingga terhindar dari keburukan dan kebinasaan. 

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun