Nelwiza
Nelwiza Guru

Guru Kelas 7

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Persiapan untuk Lebaran Seadanya

17 April 2022   07:15 Diperbarui: 17 April 2022   08:13 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan untuk Lebaran Seadanya
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Lebaran tahun ini tidak ke mana-mana. Saya, suami, dan anak-anak lebaran di Perawang Riau saja. Sudah 4  kali lebaran tidak bersama keluarga di kampung halaman. Biasanya lebaran di kampung orang tua dan mertua saya. 4 kali Lebaran  tetap menjaga gawang. Ibarat pemain bola saya sebagai penjaga gawangnya di sekitar itu saja memantau keadaan.

Kembali mengingat masa lalu habis shalat tarawih dan witir malam ke 25 dan ke 27 kami sekeluarga menuju tempat kelahiran saya. Waduh gembira bukan main. Terasa sudah berada di kampung. Kalau dapat mobil ini larinya 100 km agar cepat sampai di rumah orang tua. Begitulah rindu dan senang hati berkumpul bersama sanak famili handai taulan yang ada di kampung halaman. 

Kami 2 hari pulangnya ke Bukittinggi 3hari di Pesisir Selatan ( Inderapura) mau ke Perawang singgah atau bermalam lagi di Bukittinggi. Tidak lupa membawa anak-anaknya keliling Bukittinggi dan sekitarnya. Pergi ke Panorama, lubang Jepang, Ngarai Sianok, berfoto- foto dulu di Jam Gadang  untuk kenang-kenangan. Selanjutnya mampir Kuliner dulu di tempat nasi Kapau (masakan Padang) Gulai Gajeboh sama Rendangnya. Yang tidak boleh lupa Sate Mak Sati yang ada di dekat Jam Gadang. Itu benar-benar enak.

Kalau sudah ke Sumbar kulinernya benar mantap tiada duanya. Lebaran ini hanya mengukir kenangan. Cukup bersilaturahmi sesama adik beradik serta kaum muslimin dan tetangga. Dengan menjalin hubungan baik terciptanya rasa persaudaraan. Rasa persaudaraan akan terjalin dengan bertamu dari rumah ke rumah. Saling bermaafan satu sama lainnya. Apa lagi bulan Ramadhan ini membuat hati lebih tenang. 

Berlebaran tradisi membuat kue lebaran dengan ketupat sama opor dagingnya. Ketupat beras pulut temannya rendang daging. Itu selalu tersedia seadanya juga dilebihkan untuk para tamu.

Begitu juga kue lebaran seadanya tidak berlebihan. Usai lebaran kue-kue bersisa. Tidak ada yang mendekat melihat saja apa lagi. Biasanya mendekam dalam botol kue sampai berubah warna 

Mengajarkan kita tidak berbuat mubazir. Sederhana saja mulai dari berpakaian itu sudah di contohkan oleh Nabi kita yakni Muhammad SAW. 

Berlebaran seperlunya saja yang lebih penting beribadah dan beramal boleh meningkat ketahap yang lebih tinggi. Sedekahnya ditingkatkan, silaturahminya terjalin kembali. Semula silaturahminya jarang sekarang di Bulan penuh berkah ditingkatkan lagi.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca setia. Salam sehat untuk kita semua

Penulis Guru SMPN 3 Tualang

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun