Persiapan untuk Lebaran Seadanya
Lebaran tahun ini tidak ke mana-mana. Saya, suami, dan anak-anak lebaran di Perawang Riau saja. Sudah 4 kali lebaran tidak bersama keluarga di kampung halaman. Biasanya lebaran di kampung orang tua dan mertua saya. 4 kali Lebaran tetap menjaga gawang. Ibarat pemain bola saya sebagai penjaga gawangnya di sekitar itu saja memantau keadaan.
Kembali mengingat masa lalu habis shalat tarawih dan witir malam ke 25 dan ke 27 kami sekeluarga menuju tempat kelahiran saya. Waduh gembira bukan main. Terasa sudah berada di kampung. Kalau dapat mobil ini larinya 100 km agar cepat sampai di rumah orang tua. Begitulah rindu dan senang hati berkumpul bersama sanak famili handai taulan yang ada di kampung halaman.
Kami 2 hari pulangnya ke Bukittinggi 3hari di Pesisir Selatan ( Inderapura) mau ke Perawang singgah atau bermalam lagi di Bukittinggi. Tidak lupa membawa anak-anaknya keliling Bukittinggi dan sekitarnya. Pergi ke Panorama, lubang Jepang, Ngarai Sianok, berfoto- foto dulu di Jam Gadang untuk kenang-kenangan. Selanjutnya mampir Kuliner dulu di tempat nasi Kapau (masakan Padang) Gulai Gajeboh sama Rendangnya. Yang tidak boleh lupa Sate Mak Sati yang ada di dekat Jam Gadang. Itu benar-benar enak.
Kalau sudah ke Sumbar kulinernya benar mantap tiada duanya. Lebaran ini hanya mengukir kenangan. Cukup bersilaturahmi sesama adik beradik serta kaum muslimin dan tetangga. Dengan menjalin hubungan baik terciptanya rasa persaudaraan. Rasa persaudaraan akan terjalin dengan bertamu dari rumah ke rumah. Saling bermaafan satu sama lainnya. Apa lagi bulan Ramadhan ini membuat hati lebih tenang.
Berlebaran tradisi membuat kue lebaran dengan ketupat sama opor dagingnya. Ketupat beras pulut temannya rendang daging. Itu selalu tersedia seadanya juga dilebihkan untuk para tamu.
Begitu juga kue lebaran seadanya tidak berlebihan. Usai lebaran kue-kue bersisa. Tidak ada yang mendekat melihat saja apa lagi. Biasanya mendekam dalam botol kue sampai berubah warna
Mengajarkan kita tidak berbuat mubazir. Sederhana saja mulai dari berpakaian itu sudah di contohkan oleh Nabi kita yakni Muhammad SAW.
Berlebaran seperlunya saja yang lebih penting beribadah dan beramal boleh meningkat ketahap yang lebih tinggi. Sedekahnya ditingkatkan, silaturahminya terjalin kembali. Semula silaturahminya jarang sekarang di Bulan penuh berkah ditingkatkan lagi.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca setia. Salam sehat untuk kita semua
Penulis Guru SMPN 3 Tualang