Tety Polmasari
Tety Polmasari Lainnya

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ubi Jalar, Tidak Sekadar Mengenyangkan

17 April 2021   21:05 Diperbarui: 17 April 2021   21:11 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ubi Jalar, Tidak Sekadar Mengenyangkan
Dokumen pribadi


Assalamu'alaikum semua, bagaimana puasa hari ini? Lancar kan? Kalau pun ada godaan tapi mampu menahan kan? Tuntas sampai bedug adzan maghrib berkumandang. Alhamdulillah... Semoga ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT. Aamiin...

Oh iya, tadi buka puasa dengan apa? Kalau saya, Alhamdulillah dengan...taraaa... ubi rebus! Sederhana, bukan? Cara bikinnya juga mudah banget kok. Tidak pakai ribet, tapi pakai duit. Beli ubi mentah, bersihkan, potong bagi 2, rebus deh.

Tidak sampai 10 menit kok, paling juga 5 menitan. Jadi deh, ubi rebus. Mudah bukan? Pas dicoba, mantap pisan, benar-benar rasa ubi!

Baik kan saya mau berbagi resep. Ya, begitulah indahnya berbagi. Terlebih di bulan puasa Ramadhan ini. Indahnya bagaikan pelangi.

Oh iya, tadi suami sempat tanya, nanti mau buka dengan apa? Saya bilang saja ubi rebus. Ini sajian yang tidak biasa. Murah tapi cukup menyehatkan. Tidak butuh modal banyak. Mau bikin kolak, ya kan masa kolak mulu?

"Oke deh," jawab suami sambil tersenyum.

Sebenarnya, suami kalau buka puasa tuh jarang banget langsung cemal cemil banyak.  Biasanya minum beberapa teguk air mineral, lalu ambil sepotong kudapan, lanjut deh ngopi.

Ubi jalar ini sejatinya sudah akrab dengan saya saat masih kecil. Dulu, kebetulan kakek saya yang saya panggil "engking" adalah seorang petani. Jadi, saya sering mengonsumsi hasil cocok tanamnya.

Cuma, dulu saya sering dilarang makan banyak-banyak, bisi hitut wae (buang angin mulu), katanya. Ya memang sih begitu tapi apa iya karena makan ubi jalar?

Setelah mencari informasi di internet barusan sebagaimana yang saya baca di kompas.com, ternyata makan ubi memang bisa mendorong produksi kent** menjadi lebih sering.

Ubi jalar merupakan karbohidrat kompleks dan juga tinggi serat. Ubi tak mudah dicerna, sehingga dalam usus terjadi fermentasi oleh bakteri yang memicu gas, dan terjadilah kentut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun