Johar Dwiaji Putra
Johar Dwiaji Putra Administrasi

Alumni Ilmu Komunikasi. PNS dan staf Humas.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Kacang Mete Kesukaan Ibu

21 April 2023   23:41 Diperbarui: 21 April 2023   23:50 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kacang Mete Kesukaan Ibu
Pic source: dok. pribadi

Tatkala aku menuliskan ini, alhamdulillah, aku sudah berada di rumah. Ya, aku baru saja melakukan perjalanan mudik yang panjang. Huhuu, mungkin aku berlebihan. Namun biarlah. Cuma aku yang merasakan. Betapa menguras energinya, kala melakukan perjalanan dari Bukittinggi ke Malang. Seharian, dengan berganti moda transportasi sebanyak lima kali.

Tak apa. Aku yakin, ada berjuta hikmah yang akan aku peroleh dari kisah ini. Setidaknya, aku punya cerita. Cerita dan aneka pengalaman, kala harus menjalani kehidupan mencari nafkah di bumi Sumatera.

Aku sudah berada di rumah. Rumah masa kecilku. Sayup-sayup kudengar, gema takbir memenuhi ruang-ruang angkasa. Besok (22 April) adalah hari raya Idul Fitri. Alhamdulillah, aku masih bisa bersua dengan Lebaran. Berlebaran dengan kedua orangtua, dan segenap keluarga besar.

Seperti biasa, ibuku sudah mempunyai aneka kue lebaran jauh-jauh hari. Tetapi jangan salah sangka. Tidak ada yang buatan sendiri, hahaa. Semua kue adalah buatan orang lain. Ada yang membeli kepada rekan-rekannya. Ada pula pemberian dari orang lain. Alhamdulillah. Apapun harus disyukuri.

Namun ada satu yang tidak pernah absen dari meja tamu rumahku. Ibu tidak pernah luput untuk menyuguhkan kacang mete. Barangkali sebagian kalian ada yang menyebutnya "mente". Kupikir, mete atau mente sama saja. Ya pokoknya kacang itulah. Kacang yang biasanya diolah bersama cokelat atau makanan lainnya.

Aku pernah bertanya kepada ibuku. Kenapa beliau selalu menghadirkan kacang mete kala Lebaran. Jujur, tidak ada alasan khususnya baginya. Hanya senang saja. Baiklah. Akupun senang-senang saja, karena aku juga doyan dengan kacang mete.

Jadilah kacang mete menjadi kue yang tidak pernah absen di meja rumahku. Berbicara soal cemilan ini, aku akan berhati-hati. Ya, meski dihidangkan di meja tamu, namun aku tidak serta-merta boleh dengan bebas untuk memakannya.

"Ini untuk tamu...?!" seru ibuku.

Ya, seperti kacang mete yang tidak pernah absen untuk bertengger di meja rumahku. Ibu juga tidak pernah absen untuk mengingatkanku. Bahwa kacang itu disediakan untuk tamu. Bukan untuk dimakan sendiri.

"Nanti kalau tamunya sudah habis, baru boleh makan," tukas ibuku lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun