Johar Dwiaji Putra
Johar Dwiaji Putra Administrasi

Alumni Ilmu Komunikasi. PNS dan staf Humas.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Aku Harus Lari ke Bioskop, Belok ke Pantai?

28 April 2023   23:55 Diperbarui: 29 April 2023   00:03 1134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aku Harus Lari ke Bioskop, Belok ke Pantai?
Di pinggir Pantai Purus di Padang. Pic source: dok. pribadi

Jujur, saat aku memberikan judul artikel di atas, aku memang terisnpirasi dari Dian Sastro. Ya, hari ini 28 April, adalah hari puisi nasional. Dan hubungannya dengan Dian Sastro, tatkala aktris ini memerankan tokoh Cinta dalam film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) 1 pada 2002 lalu.

Hhmm, buat kamu yang mengalami masa remaja di era tahun 2000-an awal, pasti amat familiar dengan film AADC ini. Sebuah film yang menjadi salah satu penanda kebangkitan dunia perfilman tanah air. Film yang sebenarnya ceritanya sederhana, namun pas. Ditambah racikan music soundtrack-nya yang legendaris dan tiada tandingan.

Di film AADC tersebut, ada sebuah scene dimana Cinta membawakan sebuah musikalisasi puisi, yang salah satu kalimatnya berbunyi: atau aku harus lari ke hutan, belok ke pantai?

Nah, lantaran aku fans garis keras dari film AADC, tiba-tiba aku ingin membubuhkan judul artikel seperti di atas. Ya, aku terinspirasi dari potongan puisi yang dibawakan Dian Sastro di film AADC itu. Cuma, kuubah sedikit. Jadilah aku harus lari ke bioskop, belok ke pantai?

Kali ini aku ingin berbagi cerita. Atas sebuah pengalamanku pada Februari lalu. Oh ya, apabila kamu sudah membaca sejumlah artikelku sebelumnya, barangkali kamu sudah paham. Di kehidupanku sehari-hari, aku adalah seorang perantau. Aku yang orang Jawa, harus pindah domisili ke Bukittinggi, Sumatera Barat. Hal ini tak lain karena kebutuhan untuk mencari nafkah.

Tak perlu kupungkiri. Dalam kehidupanku sehari-hari saat ini, aku bisa mengklaim diriku sebagai seorang minoritas. Ya, tentu bukan sesuatu yang mengagetkan jika provinsi Sumatera Barat ini dihuni oleh mayoritas warga suku Minangkabau. Aku tak bisa menafikan, bahwa diriku secara latar belakang kultur adalah minoritas di sana.

Namun kenyataan ini tidak menjadi masalah buatku. Niatku datang ke Bukittinggi adalah untuk mencari nafkah. Kunikmati saja hari demi hariku di sana. Mencoba mempelajari budaya baru. Mencoba mengamati dan meresapi, berbagai kebiasaan baru. Semua berusaha kujalani dengan ikhlas.

Tetapi ada kalanya, jiwa ini lelah. Ada kalanya, diri ini penat. Letih tak ketulungan. Tidak hanya fisik yang bisa lelah. Namun, ada kalanya jiwa ini juga lelah. Lelah atas semua yang mendera.

Untuk itulah gunanya ada libur di akhir pekan. Kita perlu sejenak berhenti. Beristirahat dari berbagai rutinitas yang kadang kala menjemukan. Well, Bukittinggi memang berhawa sejuk. Kota ini juga dikelilingi alam yang indah. Namun, ada kalanya bagiku untuk ingin sejenak berpaling dari kota ini.

Aku mendapat sebuah undangan acara kondangan di Padang. Undangan ini berlangsung pada Sabtu, 25 Februari 2023. Pada waktu yang sama, di bioskop sedang tayang film "Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang". Film ini adalah sekuel dari film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini, yang telah tayang pada 2020 lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun