Hani Debyyana
Hani Debyyana Guru

Hobi menulis, membuat kerajinan tangan, baca - baca, dan nonton film

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Detoksifikasi Ketika Puasa

15 April 2021   19:48 Diperbarui: 15 April 2021   19:51 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Detoksifikasi Ketika Puasa
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: PEXELS

Detoksifikasi puasa akan maksimal jika ketika berbuka kita tidak "kalap" atau "balas dendam" dengan melahap semua makanan yang tersedia. Makan dengan kalap dan terburu-buru justru akan membuat alat - alat pencernaan bekerja lebih keras. 

Makanan dan minuman yang masuk dengan terburu-buru dan tidak terkunyah dengan baik (asal telan), dapat menyebabkan beberapa proses yang dilakukan tubuh terhadap makanan akan terlewati yang berakibat tidak terserapnya sari - sari makanan dengan baik. Makanan yang tidak terproses dengan baik akan mengalami pembusukan sebelum waktunya.

Laju metabolisme selama detoksifikasi akan menurun, demikian pula suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi, juga saluran pernapasan, mengingat selama puasa tubuh melakukan penghematan energi dan energi yang ada dikonsentrasikan untuk membuang racun.

Puasa adalah kesempatan terbaik untuk melakukan detoksifikasi, agar tubuh bersih dari racun dan membuat tubuh kembali segar. Detoksifikasi akan sia - sia jika tidak bisa menjaga pola makan saat berbuka.

Sebenarnya ketika puasa kita tidak kehilangan waktu makan. Sebelum puasa kita makan tiga kali sehari dan dua kali camilan, banyak orang mengira mereka kehilangan jam makan jadi ketika berbuka mereka berusaha memenuhi jam makan tersebut dengan makan berlebihan ketika berbuka, sebenarnya hal ini justru membuat orang jadi bertambah berat badannya, kolesterol jadi naik dan sebagainya.

Hanya perlu pengaturan waktu makan agar kita tidak kehilangan waktu makan. Saat sahur jam tiga misalnya, kita makan setara dengan makan pagi, lalu makan buah yang mengandung banyak air ini setara dengan mengkonsumsi camilan pagi. Jangan lupakan sayuran  karena sayuran mengandung serat yang akan lama berdiam didalam usus. Ada baiknya makan sahur dengan makanan yang berkuah seperti sup sayuran. Setelah itu lalu berpuasa. Makan lagi ketika buka puasa, pertama minum air putih untuk membuka pencernaan, makan buah. Ada orang yang setelah berbuka langsung makan berat,ada juga yang berbuka dengan camilan dulu. Jika berbuka dengan makan berat, setelah sholat maghrib dan tarawih boleh makan snack, jika tahu akan ditraktir, menu berbuka puasa diperingan, jika makan kolak pilih yang santannya encer.

Jika tetap menerapkan pola makan sehat baik sahur dan berbuka, maka tujuan puasa akan tercapai, tentunya pola makan yang sehat harus terus dilakukan setelah ramadhan berakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun